Mengingat Tuhan

LD TONNY MULIA HUTABARAT
Selasa, 18 Juni 2024

Mengingat Tuhan … Pengkhotbah 12: 1-8

Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: “Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!”, (12:1)

Menurut Salomo manusia itu sangat rapuh yang dipersonifikasikan dengan tali perak, mangkok emas, tempayan, roda. Oleh karena manusia itu sangat rapuh maka Salomo memberikan nasehat agar kita meletakkan landasan spiritual (mengingat Tuhan) yang baik ketika masih muda untuk bersiap menghadapi kesulitan yang akan datang.

Salomo menggambarkan kerapuhan 4 benda tersebut namun sekaligus juga barang-barang tersebut adalah barang yang berharga. Di masa Salomo kepemilikan benda-benda tersebut hanya bagi orang kaya sebab benda-benda tersebut adalah benda yang mahal dan berharga. Tubuh kita juga adalah berharga di mata Tuhan. Oleh karena tubuh manusia sangat berharga maka dia layak untuk selalu mengingat Tuhan.

Sekalipun kita sehat saat ini, setiap hari kita semakin dekat dengan sesuatu yang rusak atau hancur. benda-benda ini bisa pecah secara tiba-tiba dan tidak terduga. Pecah sebagai satu metafora kematian. Benda-benda tersebut mengkomunikasikan bagaimana kematian bisa datang secara tiba-tiba dan tidak terduga.

Oleh karena itu kita harus mengingat pencipta kita pada masa muda (selagi masih ada waktu) dengan alasan:

  1. Kita mudah melupakan pencipta di masa muda karena semuanya tampak berjalan dengan baik.
  2. Kita mudah melupakan pencipta di masa muda karena bertemu dengan Tuhan masih terasa jauh.
  3. Kita mudah melupakan pencipta di masa muda karena ideologi dunia dan godaan dosa.

Jadi kita wajib mengingat pencipta di masa muda sebelum tubuh menghianatinya.

Tuhan telah memberi waktu energi kekuatan vitalitas kecerdasan keinginan gairah bakat harus dimanfaatkan sebelum tubuh rusak.

Tragisnya banyak orang yang sampai pada akhir hayatnya dan menyesal telah membuang waktu bertahun-tahun untuk tidak melayani Tuhan.

Salomo menjadi mesin pengingat bahwa dia adalah contoh terbaik yang menyia-nyiakan tahun-tahun penting yang kuat dan sehat untuk kesenangan dan keduniawian.

Kitab pengkhotbah adalah catatan hidup manusia tanpa Tuhan terdengar keras adanya kesia-siaan tanpa Kristus.

Ketika membaca kitab pengkhotbah terlihat seorang yang paling putus asa dan paling buruk, depresi. Mengapa? Hampir semua komentator setuju bahwa Salomo menulis Kitab Pengkhotbah, di mana dia hidup tanpa Tuhan.

Tetapi hidup bersama Kristus tidaklah sia-sia seperti yang dicatat di dalam 1 Korintus 15: 58 ketika kita berada di dalam Kristus kita dapat merasakan kedamaian dan sukacita bahkan ketika tubuh kita rusak atau pecah.

Mengutip Charles Spurgeon, berkata: “merupakan tugas dan hak istimewa kita untuk menghabiskan hidup kita bagi Yesus”.