LD Tonny Mulia Hutabarat
Minggu, 2 Juni 2024
MENGENALKU & MENGASIHIKU … Mazmur 139
Pemazmur tercengang tentang Tuhan mengenai: (1) Pengetahuan-Nya, (2) kehadiran-Nya, (3) ciptaan-Nya, (4) kesucian-Nya.
PENGETAHUAN TUHAN: 1-6
Tuhan mengetahui segalanya secara mutlak termasuk diri pemazmur. Segala keinginan terdalam, yang paling rahasia, yang tak terpenuhi, Tuhan melihat dan mengetahui. Oleh karenanya pemazmur memuji TUHAN.
KEHADIRAN TUHAN: 7-12
Di segala ruang dan tempat yang dapat dijangkau manusia, Tuhan selalu ada di situ. Kehadiran pribadi Tuhan ada di segala tempat di alam semesta. Manusia tidak dapat melarikan diri dariNya. Bahkan di dunia orang mati pun Tuhan ada, Maka pemazmur merayakan kehadiran pribadi TUHAN. Tidak ada tempat yang bisa kita tuju di mana DIA belum menunggu kita di sana.
CIPTAAN TUHAN: 13-18
Pemazmur terkagum2 pada kerumitan ciptaan Tuhan atas dirinya. Pembentukannya di rahim. Pembutukan tulang-tulang di kandungan. Mahasiswa anatomi tubuh tidak akan dapat memahami terjadinya janin hingga tumbuh dewasa. Hanya Tuhan yang menjadikannya secara ajaib.
KEDUSUSAN TUHAN: 19-24
Aspek kesucian Tuhan menjadi perhatian pemazmur karena Tuhan tidak hanya melihat dan mengetahui, Tuhan tidak hanya mengejar dan hadir bersamanya, Tuhan tidak hanya menjadikan dan membentuknya, melainkan Tuhan yang melakukan hal tersebut. Segala sesuatunya adil dan murni. Maka dia berbicara tentang Tuhan yang adil dan suci.
William Plumer, komentator kitab Mazmur mengatakan: “dalam kebencian kita terhadap dosa, kita hendaknya dengan hati-hati waspada terhadap segala kedengkian, segala perbuatan pribadi, segala permusuhan pribadi, dan membenci sifat-sifat orang jahat, karena mereka muak terhadap Tuhan. Bahkan kutukan kita terhadap kejahatan perlu diuji. Apakah itu muncul dari kasih Tuhan? Apakah hal ini muncul dari kebencian terhadap dosa? Apakah hal ini muncul dari keterikatan pribadi pada kekudusan, dari keinginan untuk tidak menyetujui kejahatan? Ataukah hal itu muncul dari sikap pamer, dari perasaan yang mencela, dari kepura-puraan yang munafik, dari keinginan untuk menyenangkan sesama makhluk tertentu?”
Demi kekudusan yang harus meresapi dirinya, pada bagian terakhir menjadi doa pemazmur: “Selidikilah aku, kenalilah hatiku, ujilah, tuntunlah di jalan yang kekal,”. Sebagai mahluk ciptaan yang rapuh kita memerlukan tuntunan Tuhan agar kita tetap berada pada track kesucianNya. Kata “tuntunlah” suatu doa/permohonan yang sangat serius agar senantiasa dipimpin oleh Tuhan ke dalam jalan kekekalan.