Minggu, 04 Oktober 2020 – Ev. Melur Dewi
Ada sebuah frasa yang mengatakan “Like Father, Like Son” yang berarti bagaimana seorang anak akan mirip seperti orang tuanya. Apa yang dilakukan oleh orang tua akan dilakukan juga oleh anaknya. Benarjika dikatakan, bahwa ternyata buah itu jatuh tak jauh dari pohonnya. Itu artinya bagaimana sikap dan perilaku anak bergantung dari apa yang diajarkan atau ditunjukkan oleh orang tuanya.Bagaimana pertumbuhan anak ke depan, tergantung dari pendidikan yang dilakukan oleh orang tuanya. Orang tua adalah pemegang peran utama dalam pendidikan anaknya. Peran ini tidak bisa digantikan baik oleh sekolah maupun gereja.
Hal ini disampaikan dalam Ulangan 6:5-9 yang terletak dalam konteks perintah utama yang disampaikan kepada umat Israel yaitu perintah untuk mengasihi Tuhan Allah. Perintah utama ini harus disampaikan oleh orang tua kepada anak-anaknya dengan berulang-ulang.Orangtua bertugas meneruskan gaya hidup beriman kepada anak. Dalam ayat 8-9, diajarkan perintah untuk mengikatkan pada tangan dan dahi. Arti yang sesungguhnya dari ayat ini adalah mengajarkan gaya hidup beriman kepada anak-anaknya.
Jika kita sudah memahami bahwa orang tua mempunyai tanggung jawab untuk mendidik anaknya, maka pertanyaannya, pendidikan seperti apa yang harus kita berikan kepada anak-anak kita.Hal ini perlu dipahami dalam konteks bagaimana kita memahami anak yang Tuhan berikan kepada kita. Mazmur 127:3-4 menyatakan bahwa anak-anak adalah milik pusaka Tuhan yang Ia titipkan kepada orang tua. Mereka bukan milik kita, tetapi mereka adalah anak panah milik Tuhan. Jika Tuhan adalah sang empunya anak panah maka Ia mempunyai tujuan dan sasaran kemanakah anak panah ini akan diluncurkan. Karena itu hal mendasar yang perlu kita lakukan kepada anak adalah memperkenalkan mereka kepada Tuhan Yesus.
Bapak ibu yang perlu kita ketahui bersama pula adalah betapa pentingnya peran orang tua untuk mendukung anak dalam mempersiapkan masa depannya. Ketika sang pahlawan akan meluncurkan anak panah, dia membutuhkan busur. Itulah orang tua yang dipercaya anak oleh Tuhan. Bapak ibu, bagaimana kita menjalani peran kita selama ini sebagai busur? Apakah kita menyadari bahwa hidup kita adalah busur, sehingga kita mengikuti rencana sang pahlawan bagi anak panah? Sadarilah peran dan bagian kita. Relakanlah hati dan dirimu untuk direntangkan sejauh mana Allah ingin merentangkannya. Sehingga dalam bagian apapun di masa depan anak-anak kita, kita akan ditolong untuk mengarahkan mereka sesuai dengan apa yang Tuhan. Dan percayalah, ketika hidup anak-anak kita ada di tangan yang tepat, tangan Allah, yang terbaik pasti Ia kerjakan dan siapkan. Kiranya Tuhan menolong kita.