Ayub 40:20 – 41: 25

Dapatkah engkau menarik buaya dengan kail, atau mengimpit lidahnya dengan tali? (ayt 20). Segala yang tinggi takut kepadanya; ia adalah raja atas segala binatang yang ganas (ayat 25)

Kata “buaya” dalam Alkitab berbahasa Ibrani disebut liwyatan mahkluk monster laut yang besar (raksasa). Alkitab berbahasa Ingris baik ASV (American Standar Version), NIV (New International Version), GNV (Geneva Version), JPS (Jerusalem Publication Society OT) dan KJV (King James Version), WEB (The Webster Bible) tetap menterjemahkan leviathan, bukan “crocodile” (buaya). Versi BIS (Bahasa Indonesia Sehari-hari) menambahkan “si buaya Lewiatan”.

Ia disebut sebagai raja segala binatang buas/ganas. Pada zaman kuno, mahluk ini nyata dan dikenal pada umumnya. Yesaya menjadikannya sabagi simbol kekuatan mahluk gaib (iblis) [Yesaya 27:1). Di kitab Mazmur 104:25-26 Tuhan dipuji sebagai Pribadi yang menciptakan habitat bagi liwyatan, kemudian membuat tempat yang cukup besar bagi makhluk itu agar dapat “bermain” dengan aman.

Liwyatan adalah reptil laut yang besar. Liwyatan berada di bawah kendali Tuhan yang berdaulat. Pengarang kitab Ayub menggunakan keperkasaan liwyatan untuk menunjukkan kerapuhan dan kelemahan Ayub. Tuhan menciptakan raksasa liwyatan maka Tuhan sangat lebih besar darinya. Ayub melihat dirinya yang kerdil di hadapan Tuhan dan liwyatan.

Tuhan meminta Ayub untuk melalukan beberapa hal kepada liwyatan, antara lain:

  1. menariknya dengan kail (40-20) — yang tidak mungkin dapat ia lakukan tetapi TUHAN sanggup
  2. mengenakan tali rotan pada hidungnya, mencocok rahangnya dengan kaitan (40-21) — kemustahilan untuk dilakukan tetapi TUHAN sanggup
  3. berbicara dengan lemah lembut kepadanya (40-22) — ketidakmampuan untuk berkomunikasi dengannya tetapi TUHAN sangup.
  4. mengikat perjanjiannya dan menjadikannya budak (40-23) — ketidakmungkinan bagi Ayub tetapi sangat mudah (kecil) bagi TUHAN.
  5. bermain-main dengannya dan mengikat dia untuk anak-anak perempuannya (40-24) — ketidaksanggupan Ayub tetapi TUHAN mampu
  6. membagi-bagikannya di antara pedagang (40-25) — usaha yang sulit bagi ayub tetapi bagi TUHAN mudah
  7. menusuki kulitnya dengan serampang, dan kepalanya dengan tempuling (40-26) — usaha keras yang tidak dapat namun bagi TUHAN mudah.
  8. meletakkan tangannya di atas kepalanya (40-27) — TUHAN menjinakkan karena ia ciptaanNya.

Ayub tak dapat melakukan permintaan (pertanyaan) Tuhan. Kekuatannya sangat menakutkan, mengerikan dan membahayakan. Ketika Tuhan memperlihatkan monster liwyatan, Ayub kehilangan harapan karena gemetar seperti orang terbanting (40: 28)

Tuhan memberitahukan kepada Ayub, tidak seorang pun yang dapat bertahan di hadapanNya termasuk mosnter liwyatan. Tak ada yang selamat yang berusaha melawan Tuhan. Sebab seluruh yang ada di kolong langit adalah milik kepunyaan Tuhan (41;1-3), termasuk liwyatan yang perkasa. Ayub semakin gemetar dan tertunduk diam atas penjelasanNya bahwa monster laut tersebut adalah ciptaan-Nya yang dengan gampang ditaklukkan-Nya. Liwyatan yang tak tertandingi kekuatan Ayub takluk di bawah kuasaNya. TUHAN lebih besar dari binatang raksasa di seluruh muka bumi. Maka kepadaNya kita layak menyandarkan hidup.

Tuhan menjelaskan kegagahan fisik monster yang diberikanNya, antara lain:

  1. kulit luarnya tak ada yang dapat menembus (41-4)
  2. moncong dan giginya mengerikan (41-5)
  3. punggungnya ada perisai bersusun rapat (41-6)
  4. bersinnya menyinarkan cahaya dan matanya laksana merekahnya fajar (41-9)
  5. mulutnya mengeluarkan bunga api. (41-10)
  6. lubang hidungnya mengepul uap mendidih. (41:11)
  7. nafasnya menyalakan bara, dan nyala api keluar dari dalam mulutnya. (41-12)
  8. di dalam tengkuknya ada kekuatan(41-13)
  9. daging gelambirnya berlekatan, melekat padanya, tidak tergerak. (41-14)
  10. hatinya keras seperti batu (41-15)

Mahluk lain di sekitarya menjadi gentar, menjadi bingung karena ketakutan kepadanya.

Tuhan menjelaskan kekuatan liwyatan yang diberikanNya, antara lain:

  1. segala pedang tombak seligi atau lembing ia tidak mempan (41-17).
  2. besi dirasanya seperti jerami, tembaga seperti kayu lapuk (41-18).
  3. anak panah tidak dapat menghalau dia, batu umban seolah-olah berubah padanya menjadi jerami (41-19).
  4. gada dianggapnya jerami dan ia menertawakan desingan lembing (41-20).
  5. pada bagian bawahnya ada tembikar yang runcing; ia membujur di atas lumpur seperti pengeretan pengirik (41-21).
  6. lubuk dibuatnya berbual-bual seperti periuk, laut dijadikannya tempat memasak campuran rempah-rempah (41-22).
  7. ia meninggalkan jejak yang bercahaya, sehingga samudera raya disangka orang rambut putih (41-23).

Liwyatan adalah makhluk monster laut yang tiada taranya dan tidak mengenal takut, segala makhluk besar lainnya gentar padanya, ia adalah raja atas segala binatang yang ganas (41:24-25).

Tuhan tidak sedang menakut-nakuti Ayub, sebaliknya Ia menghibur dan menguatkan Ayub. Ayub mempelajari ciptaanNya membuatnya semakin mengenal dan mengagumi Pencipta. Ucapan Tuhan menyadarkan Ayub betapa kecilnya dirinya (nothing) di hadapan Mahahikmat dan Mahakuasa.

Di hadapan kemahabesaranNya, saya ini hanya butiran debu namun kita menjadi tenang di dalam kemahabesaranNya.

Ev. Tonny Mulia Hutabarat
27 September 2021