Kata Yang Tepat Waktu — Amsal 25:11-12

LD Tonny Mulia Hutabarat
Rabu, 15 November 2023

Kata Yang Tepat Waktu — Amsal 25:11-12

Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggan perak. Teguran orang yang bijak adalah seperti cincin emas dan hiasan kencana untuk telinga yang mendengar (Pro 25:11-12 ITB)

Orang bijak kuno sangat menghormati bahasa elegan dan ringkas (tepat). Konteks ayat 11-12 ditempatkan pada kemuliaan TUHAN dan seorang raja, pemerintah, bangsawan, penguasa. Seseorang yang tidak memiliki sistem pengetahuan bahasa untuk menyatakan pikirannya akan direndahkan (bdk Amsal 25: 2-7).

Kata yang diterjemahkan “tepat” (Ibrani: “ophen”) berkaitan dengan “waktu” (Inggris: timing). Jadi kata harus ditempatkan pas pada waktunya seperti musim (waktu) buah apel emas. Kata “tepat” (Ibrani “ophen’) juga diasosiasikan dengan istilah “roda”. Jadi “perkataan” berputar dengan baik (tepat) dan berseni. Demikianlah kata yang baik diucapkan (diluncurkan) dengan terampil.

Buah apel emas dengan tatakan perak mengacu pada perhiasan atau karya seni indah. Ada desain ukiran tingkat tinggi. Jadi menyiratkan bahwa setiap perkataan yang diucapkan memiliki kualitas menarik, berharga karena diupayakan dengan ketrampilan.

Amsal 25:12 melanjutkan sebuah “perkataan” untuk sebuah teguran (kritik). Bagi orang yang mendengarkan, kritik yang benar adalah seperti anting-anting emas atau perhiasan emas. Sebagaimana kalung kerawang yang dibuat dengan indah menjadi enak dipandang (eye catching), begitu pula kata-kata yang pantas diucapkan di telinga. Kehalusan perkataan menarik perhatian, perkataan terpilih dengan cermat menusuk hati dan pikiran. Sehingga teguran dapat diterima. Teguran menjadi anting2 emas. Teguran bermanfaat memperindah hidupnya. Ia pun akan dipuji karena memakai anting2 teguran manis dan indah.

Lidah yang memiliki kuasa yang besar harus dapat memperindah hidup (bdk Amsal 18, 21, 12:6, Matius 12:36-37, Efesus 4:29, Lukas 4:22, Kolose 4:6). Ketika kita menggunakan kata-kata yang disusun dengan hati-hati yang bermartabat dan bukannya merendahkan si pendengar, kita tidak hanya memberkati si penerima, namun kita juga mendapat manfaat dari sukacita karena mengetahui bahwa kata-kata kita diterima dengan baik dan dimanfaatkan dengan baik.