LD Tonny Mulia Hutabarat
Sabtu, 31 Agustus 2024
INGIN BERSIH Mazmur 51: 1-21
Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju! (Mazmur 51:9 ITB)
Kebersihan terkait dengan kesalehan. Semua manusia suka bersih secara fisik dan roh.Saat ini (paska covid 19) kita merasa tidak enak tanpa tisu desinfektan; kita mandi, menggosok, dan mengelap tubuh kita untuk menenangkan diri. Ada sesuatu yang terapeutik dalam kebersihan, sedemikian rupa sehingga budaya kita berkembang pesat karena kebersihan. Bayangkan anda ditemui di ruang makan oleh seseorang yang baru mandi lumpur kotor. Anda pasti mual dan meninggalkan piringmu.
Keinginan menjaga kebersihan menunjukkan masalah yang lebih dalam di dalam diri kita. Ada sesuatu yang membusuk di dalam diri kita, dan meskipun kita dapat mencari semua Balsem Terbaik di dunia, tidak ada pancuran yang dapat membersihkan kita dari apa yang ada di dalam. Jika kita tidak mandi berhari-hari mandi, orang-orang mungkin tidak akan berada di dekat kita. Silahkan melihat di cermin diri sendiri yang bermandi lumpur comberan.
Daud, raja terbesar Israel kuno. Raja yang “ditakuti”, disegani, dihormati raja-raja negara tetangganya. Daud yang perkasa, berhikmat tetapi gagal, jatuh dalam dosa menjijikkan. Ratapan dan tangisannya terdengar di baris puisi dan nyanyian Mazmur 51: 3, 4, 9, “hapuslah pelanggaranku”, “bersihkanlah kesalahanku”, “ tahirkanlah dosaku”, “bersihkanlah dosaku”, “basuhlah aku”.
Daud, raja yang luar biasa ini melakukan kesalahan. Daud membunuh seorang pria untuk mencuri istri pria itu, Batsyeba, dan butuh Nabi Natan untuk menegur Daud atas kemunafikannya. Daud kehilangan lebih dari sekadar keluarga—ia kehilangan anaknya dengan Batsyeba karena kejahatan ini; Daud kehilangan rasa kebersihannya yang palsu. Betapa mengerikannya melihat hati kita sendiri untuk sesaat karena dosa.
Kita memerlukan perubahan yang ekstrem. TUHAN tidak senang dengan korban sembelihan dan korban bakaran kita (Ayat 16). Pengobatan ritual tidak dapat membuat kita lebih baik, dan meskipun kita perlu dibersihkan, kita kotor di dalam. Tidak peduli seberapa banyak kita berkali-kali menggosok, menggosok, menggosok, dan menggosok, kita tidak akan pernah membersihkan hati yang berdosa. Kecuali kita direndam dalam AIR KEHIDUPAN dari ROH KUDUS. Kita harus dipermandikan di dalam ROH KUDUS. Kita digosok oleh kuasa Roh Kudus. Maka kita akan keluar hidup seputih salju – 51: 9.
Berhentilah mencoba membersihkan kotoran dari hidup tetapi serahkan diri kepada DIA yang membuat bersih. Melalui kematian DOMBA yang tak bernoda, Yesus Kristus, DIA dapat menggaruk kotoran yang menempel di batin dan kita menemukan kebersihan. Kita harus menghentikan ritual pembersihan sendiri; ritual itu tidak lebih dari minyak ular yang beracun. Sebaliknya, bersandarlah kepada Kristus yang mati untuk membuat utuh. Sekarang waktunya serahkan aibmu kepada Tuhan.