Minggu, 25 September 2022 – Pdt. Evien Jansen
Benar apa yang dikatakan Rasul Paulus dalam ayat 9-10. Orang yang mencintai uang selalu mengejar kekayaan yang selalu menuntun mereka pada keruntuhan dan kebinasaan. Orang-orang demikian tidak akan pernah merasa cukup (content). Hal yang menarik ketika Rasul Paulus mengaitkan perkara ini dengan ibadah.
Jika memperhatikan kata yang digunakan oleh Rasul Paulus yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai kata Ibadah, maka kita mendapati kata ini lebih tepat diterjemahkan dengan kata kesalehan (godliness). Kata yang digunakan adalah εὐσέβεια (eusebeia) yang berarti Someone’s inner response to the things of God which shows itself in godly piety; Godly heart-response.
Daniel I. Block, D. Phill: Ibadah adalah respons manusia kepada Allah sebagai Pencipta dan Penebus.
Dr. Warren Wiersbe: Ibadah adalah respons/tanggapan orang percaya secara utuh, melibatkan baik pikiran, perasaan, kehendak, dan tubuh, terhadap diri Allah, karakter-Nya, firman-Nya, dan karya-Nya.
Dengan kata lain, Ibadah bukan hanya berbicara tentang ritual keagamaan yang dilakukan setiap hari minggu, namun secara khusus dalam bagian ini berbicara tentang respons orang percaya terhadap Allah.
Selanjutnya, Rasul Paulus mengatakan ibadah yang disertai dengan rasa cukup. Kata yang digunakan adalah αὐταρκείας (autarkeias) yang berarti Self-sufficiency; Having all you need and wanting only that much; Not craving for more.
The Bible Exposition Commentary: True contentment comes from godliness in the heart, not wealth in the hand.
Ada tiga hal yang harus diperhatikan dan dilakukan oleh manusia Allah:
- Mengejar karakter Allah (ay. 11)
- Bertanding dalam pertandingan yang benar (ay. 12-16)
- Berharap hanya kepada Allah (ay. 17-18)
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu,
supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup,
yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini,
tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu,
sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah:
apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Roma 12:1-2