Firman Bagi Hamba Yang Keletihan … Yesaya 50:4-9

LD Tonny Mulia Hutabarat
Minggu, 3 Maret 2024

Firman Bagi Hamba Yang Keletihan … Yesaya 50:4-9

Yesaya 50.4-9 adalah lagu ketiga dari empat lagu Hamba Tuhan. Pada lagu ketiga tidak ada referensi sang penyanyi, pada lagu keempat disebutkan, yaitu “hamba” Tuhan (50.10). Dia bernyayi di saat kegelapan melanda. Hamba Tuhan yang lelah ditopang oleh Firman Tuhan. (50:4). Tuhan penyemangatnya di saat letih.

Yang “lelah” adalah mereka yang berada dalam pengasingan di Babilonia – hampir 70 tahun berada di negeri asing, lelah jauh dari rumah dan hampir putus asa.

Steven Croft menghubungkan ayat ini dengan undangan agung Yesus yang terdapat dalam Mat 11.28-30. Croft menulis pada abad ke-17, kata ‘nyaman’ tidak berarti ‘menenangkan’ melainkan ‘menguatkan’ – kata ini berasal dari kata Latin ‘fortis’, yang merupakan asal kata ‘ketabahan’. Menariknya dalam American Version Roh Kudus disebut ‘Penghibur’ – DIA yang memberi keberanian, kekuatan, ketabahan saat dunia semakin suram.

Siapakah yang paling “lelah” saat ini? Beberapa tahun yang lalu sebuah tim dari Universitas Manchester melakukan survei untuk mencoba memastikan pekerjaan yang paling menegangkan di Inggris. Mereka memutuskan bahwa pekerjaan yang paling membuat stres adalah menjadi penambang batu bara (8,3 pada skala 0-10). Petugas polisi berada di urutan kedua dengan tingkat stres 7,7, diikuti oleh pekerja konstruksi, pilot pesawat terbang, dan petugas penjara, semuanya di 7.5. Pekerjaan termudah dari sudut pandang stres adalah menjadi pustakawan (2.0). Para menteri dan terapis kecantikan mempunyai tingkat stres yang sama yaitu 3,5, sedangkan pengasuh anak dan astronom mengalami tingkat stres hanya 3,4. Sedangkan dari seluruh pendeta (rohaniawan) yang disurvey Lifeway, 63% mengalami stress.

Firman yang menguatkan hamba yang letih datang melalui mendengarkanNya di setiap pagi (lihat 50: 4b). Janji melayani Tuhan adalah membuat janji dengan-Nya “pagi demi pagi”. Meluangkan waktu secara sadar di hadirat Tuhan. Demi menjalani panggilan melayani, wajib menentukan waktu secara pribadi denganNya. Dietrich Bonhoeffer berkata waktu yang terbuang yang membuat kita malu, godaan yang menimpa kita, kelemahan dan kelesuan dalam bekerja, ketidakteraturan dan ketidakdisiplinan dalam berpikir dan hubungan kita dengan orang lain, sering kali disebabkan oleh kelalaian doa pagi.

Mendengarkan Tuhan tidak menjamin hidup bebas masalah (perhatikan 50:5-6). Justru mendengarkan Tuhan, ia menjadi hamba yang menderita. Siapa penyiksanya, kita tidak tahu. Apakah orang-orang yang memukulinya adalah orang Babilonia? Atau apakah mereka adalah rekan-rekannya di pengasingan, yang mengira dia adalah orang gila agama? Kita tidak tahu. Satu hal yang pasti, mendahulukan Tuhan bisa mendatangkan masalah. Hidup bisa menjadi sulit bagi mereka yang melayani Tuhan.

Tuhan akan datang menyelamatkan umat-Nya (perhatikan 50:7-8). Hamba Tuhan (Nabi) bisa menghadapi rasa sakit dan penghinaan tetapi dia yakin bahwa Tuhan akan membantunya. Bagaimana Tuhan akan membantu? Menurut John Goldingay menyatakan “peristiwa yang akan membawa kebebasan umatNya dari Babel juga akan membawa pembenaran nabi di hadapan Babel.” Nabi yakin bahwa Tuhan sedang bekerja – dan akan datang untuk membantu bukan hanya umatNya, tapi juga nabinya.

Ketika Tuhan datang menolong, DIA memberi ketekunan, tekad kuat, ketahanan dan keberanian yang sangat diperlukan hamba yang keletihan (perhatikan 50:7)

Kembali pada kata-kata Yesus yang menenangkan dalam Mat 11.28-30. Di Palestina, kuk dibuat dari kayu. Seekor lembu akan dibawa ke rumah tukang kayu dan pengukuran akan dilakukan: kuk akan disingkirkan dan sapi akan dibawa kembali untuk dipasang. Kuknya kemudian disesuaikan agar pas – seperti setelan jas yang dibuat khusus! Ada sebuah legenda indah bahwa Yesus adalah pengrajin kayu kuk terbaik di seluruh Galilea – orang-orang akan datang dari tempat yang bermil-mil jauhnya – mereka tahu ke mana harus datang, karena di atas toko Pak Yusuf ada tanda: “Kuk Saya Pas”. “Datanglah kepadaku – kukku pas”. Pada akhirnya, kita datang ke gereja bukan untuk mendukung pekerjaan Kristus, namun untuk didukung oleh Kristus.