Buah Kesetiaan & Kekudusan: BERKAT – Hagai 2: 11-20

LD Tonny Mulia Hutabarat
Jumat, 6 September 2024

Buah Kesetiaan & Kekudusan: BERKAT – Hagai 2: 11-20

… Mulai dari hari ini Aku akan memberi berkat!” (Hag 2:20 ITB)

Pada tanggal 27 September 1988, pelari cepat asal Kanada, Ben Johnson, mencetak rekor dunia baru yaitu 9,79 detik UNTUK 100M, mengalahkan rekornya sendiri. PM Kanada mengucapkan terima kasih kepada Johnson di televisi nasional. Dua hari setelah perlombaan, tersiar kabar bahwa Johnson menjalani tes penggunaan steroid. IOC mencabut medali emas dan rekor dunianya karena doping. Ben Johnson berubah dari pahlawan menjadi pecundang dan dipulangkan dengan malu.

Dalam Hagai pasal 1 Tuhan berkata, “Keadaanmu telah menjadi buruk dan hancur karena kamu tidak menyelesaikan bait suci.” karena kurang kesetiaan. Hagai dipanggil Tuhan untuk menggerakkan Israel membangun rumahNya.

Pesan penting dalam perikop 2:10-20 adalah tentang kesucian, kemurnian, ketahiran. Kekudusan ini mengacu pada Imamat 6:27. Ketidakmurnian berbahaya dan menyebar luas.

Apakah kekudusan datang melalui kontak? Melalui gereja? Apakah kekudusan datang melalui pembinaan atau pelajaran Alkitab? Apakah kekudusan datang melalui sebuah pesan? Semua ini penting tetapi bukan itu yang membuat kita suci. Kita mesti memahami bahwa karunia rohani tidak menjamin spiritualitas. Kegiatan keagamaan tidak menjadikan seseorang menjadi orang benar. Kecuali oleh Anugerah. Spiritualitas adalah hasil dari berjalan dalam Roh dalam ketaatan dan penyerahan diri kepada Tuhan.

Kemurnian tidak dapat ditransfer. Kekudusan tidak dapat dipindahkan, dan kebenaran tidak datang melalui ritual. Ritual tidak membuat seseorang menjadi benar. – bdk Matius 15:7-9.

Kekudusan tidak datang melalui kontak dengan barang yang kudus. tetapi kenajisan datang melalui kontak/sentuhan – lih. Bilangan 19:11, Imamat 22. Itulah sebabnya PB berbicara tentang pemisahan dari dunia. Setan dan Kristus tidak bernyanyi duet. 2 Korintus 6:15 Apakah persamaan antara Kristus dan Belial? Apakah persamaan orang percaya dengan orang tak percaya? Setan dan Kristus tidak menyanyikan lagu yang sama, keduanya tidak selaras, Setan dan Kristus juga bernyanyi dalam kunci yang berbeda dengan lirik yang berbeda.

Kekotoran atau ketidakmurnian dapat menular. Sementara ritual sakral tidak menjadikan hati menjadi benar, kekotoran hati menajiskan perbuatan tangannya (tindakan/pekerjaan) (2:13). Sementara kebenaran tidak dapat ditransfer, Kekotoran dapat tertransfer. Ketidakbenaran hati membatalkan pekerjaan (tindakan) dan ibadah seseorang kepada Tuhan. Kita dapat melakukan semua hal yang benar dengan cara yang salah.

Karena ketidakmurnian Israel, Tuhan memukul mereka dengan hama agar mereka berbalik kepada Tuhan – Hagai 2:17-18. Jadi tujuan Disiplin Tuhan adalah pemulihan. DIA mencari kesetiaan dalam diri kita masing-masing. Siapa yang dikasihi Tuhan, Dia disiplin. Dia ingin kita kembali. Jika disiplin Tuhan sesuai dengan perjanjian-Nya, maka berkat Tuhan tercurah. Perhatikan Berkat Tuhan di 2:20, … “Sejak hari ini Aku akan memberkati engkau.” Kepatuhan mendatangkan berkat, ketidakpatuhan mendatangkan disiplin. Kesetiaan pada akhirnya akan membuahkan hasil. John Calvin menyatakan, “integritas hatilah yang menjaga pekerjaan dan ibadah agar menjadi bernilai/berarti.”

Kegagalan Israel untuk menaati TUHAN dan membangun kembali Bait Suci telah menajiskan seluruh masyarakat. Akibatnya, semua pengorbanan, pengabdian, dan perbuatan mereka menjadi najis. Tidak ada yang dapat mereka lakukan untuk menyenangkan TUHAN sepenuhnya sampai mereka menaati TUHAN dalam menyelesaikan Bait Suci. Pekerjaan Bait Suci yang belum selesai telah menjadi mayat yang menajiskan masyarakat. Namun, dorongan bagi mereka adalah bahwa mereka sekarang sedang membangun Bait Suci, dan TUHAN menyerta. Damai sejahtera-Nya menyertai mereka.

Reminder: Kekudusan tidak datang melalui kontak, ketidakmurnian datang melalui kontak. Spiritualitas adalah hasil berjalan dalam Roh dalam ketaatan dan ketundukan kepada Tuhan. Tujuan disiplin Tuhan adalah pemulihan. Kepatuhan mendatangkan berkat, ketidakpatuhan mendatangkan disiplin. Kesetiaan menghasilkan buah kebenaran.