Bidat

2 Petrus 2:1-22

Dalam memenuhi kebutuhan, kita terkadang bisa salah di dalam memilih. Kita mungkin terjebak pada keinginan ini dan itu, alih-alih mengatakan hal itu suatu kebutuhan. Keinginan ini itu juga lahir, karena keinginan kita supaya orang lain melihat kita memiliki sesuatu yang sedang up to date atau kekinian Sehingga untuk memenuhi keinginan akan sesuatu obyek barang itu yang mempunyai nilai/prestise yang tinggi, secara cepat kita mungkin memilih barang yang hampir mirip secara kualitas atau tampilan, yang menurut kita nyaris sama dengan barang asli. Inilah kerentanan kita, karena kita memperjuangkan suatu nilai dan prestise untuk kepentingan kita sendiri.

Petrus dalam pasal 2 ini terus memberikan peringatannya secara spesifik kepada jemaat binaannya di Asia kecil yang tersebar tersebut, tentang bahaya hadirnya guru dan nabi palsu, yang justru tampil dari jemaat itu sendiri. Peringatan itu dipaparkan Petrus dengan menggambarkan apa yang menjadi tujuan dari nabi dan guru palsu pada ayat 1-3, memberikan pernyataan bahwa tujuan nabi dan guru palsu itu ternyata justu akan mendatangkan hukuman dan murka Tuhan serta harus dipertanggungjawabkan kelak dalam penghukuman akhir pada ayat 3-10, memberikan kekontrasan gambaran kehidupan para nabi palsu yang justru menghujat kemuliaan Allah pada ayat 11-16, serta memberikan penggambaran kehidupan guru palsu pada ayat 17-22. Peringatan ini ditutup Paulus dengan kesimpulan, bahwa perbuatan yang dilakukan oleh para nabi dan guru palsu, dikarenakan kegagalan mereka mengenal dan memahami Tuhan yang benar, sehingga mereka menciptakan konsep-konsep tentang Tuhan, yang bertujuan, supaya mereka masih bisa hidup dalam kecemaran hidup (ay.20-22).

Seperti apa yang disampaikan di awal, bahwa kita sesungguhnya mempunyai kerentanan menyukai sesuatu “yang menyerupai” atau palsu. Hal ini dikarenakan, kita menginginkan sesuatu tanpa perlu mengurbankan sesuatu, kita justru terpikat dengan sebuah image atau citra diri yang membuat kita seolah-olah mempunyai sesuatu yang bernilai tinggi tetapi sesungguhnya kita justru tidak melakukan apa-apa untuk itu, kita menggunakan “barang palsu,” dan rentan membuat kita hidup dalam kepalsuan. Kita mau hidup dalam nilai jual yang tinggi, kita mau hidup nyaman, praktis dan tidak perlu ada penderitaan untuk mendapatkannya. Ide-ide seperti inilah yang ditawarkan oleh guru dan nabi palsu, bahwa semua konsep dan ide tentang Tuhan, mereka ubah untuk bisa memberikan “izin” hidup dalam kecemaran dunia. Telinga kita jadi senang dan ingin dimanjakan dengan sesuatu yang memotivasi ketimbang peringatan yang memberikan kita kewaspadaan untuk tidak mengafirmasi keseluruhan tawaran-tawaran dunia (Rm. 12:2). Kita justru ingin, segala sesuatu kembali kepada kita, melalui sebuah manfaat keuntungan ataupun konsekuensi tidak langsung di kemudian hari. Padahal, firman Tuhan dengan jelas menegaskan, untuk mengikut Tuhan adalah sesuatu yang harus membayar harga lebih, karena harus menyangkal diri, memikul Salib, dan mengikut Kristus sebagai contoh dan teladan hidup (Mrk. 8:34).

Kita justru dipuaskan dengan berita-berita janji Allah semata, tanpa perlu mengetahui apa konsekuensi logis yang harus dilakukan untuk berjalan dalam janji-janji Allah itu, bahwa kita melakukan hubungan sebab akibat dengan Allah, artinya, ketika Allah dengan kesetiaan-Nya terus mengasihi kita maka sebagai respons akibat dari itu, kita harus berjalan di dalam komitmen dan kesetiaan kepada Allah. Oleh karena itu, ujilah segala sesuatu yang merupakan kebenaran Allah, caranya melalui bergaul dekat dengan firman-Nya, memperkatakannya setiap hari serta mendisiplinkan diri dalam sebuah komitmen ketaatan, sehingga telinga, hati dan pikiran kita mampu memberikan sebuah kepekaan mana berita palsu dan mana kebenaran Allah itu sendiri. Kebenaran Allah selalu memberikan kita kesempatan untuk hidup baru yang selaras dengan kehendak Allah bukan sekedar hadir di dalam dunia dan menikmati semua tawaran yang memikat. Pilihlah dan ujilah segala sesuatu yang palsu dengan firman Allah.

Asidoro Sabar Parsaulian Pasaribu
28 Oktober 2021

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *