Minggu, 29 November 2020 – Ev. Tonny Mulia Hutabarat

Kata tobat dalam Perjanjian Lama ada dua yaitu “syuv” artinya berpaling, berbalik kembali kepada Tuhan. Dan “nacham”, artinya dipukul kejahatannya agar keluar dan menjadi bersih, yang menimbulkan penyesalan mendalam akan dosa dan kembali mengikuti kehendak Tuhan. Dalam PB ada 3 istilah yang dipakai yaitu “metanoia” artinya perubahan pikiran. Pertobatan adalah sebuah pembalikan tujuan hidup dan kecintaan. Dahulu cinta dosa sekarang benci. Dahulu benci Tuhan sekarang cinta. Ada pergeseran dan perubahan drastis dan total. Seseorang menyadari keberdosaannya dan ketidakmampuannya untuk memperoleh hidup kekal melalui perbuatan baik serta yang beriman pada karya penebusan Kristus. Kata metanoia menekankan hasil dari pertobatan daripada proses konkretnya. Ketika seseorang sudah berjumpa dengan Kristus maka ia menghasilkan kualitas hidup sorgawi (serupa Kristus). Istilah kedua adalah epistrofe artinya berbalik dalam cara hidup serta meningggalkan dosa secara radikal. Istilah yang ketiga adalah metamorfosis artinya perubahan struktur roh menuju kepada sempurna/dewasa (Roma 12:2). Ia terus menerus mengalami proses perubahan bertingkat sampai kepada hasil yang kesempurnaan tanpa kembali ke titik mula (status manusia lama). 

Cakupan atau sasaran makna pertobatan ada 3 jenis yaitu: orang yang sebelumnya tidak percaya dan kemudian menjadi percaya Tuhan Yesus. Kedua, orang percaya atas keinginannya sendiri meninggalkan nilai-nilai iman Kristiani kemudian sadar dan kembali kepada nilai utama iman Kristen. Ketiga, orang-orang hanya “beragama” lahiriah tanpa “batiniah” alias kristen munafik kemudian berbalik kepada Tuhan dengan serius. Seruan Yesaya 40:3 = Lukas 3: 3-6, konteks orang beragama tetapi hatinya jauh dari Tuhan. Pertobatan yang palsu (terlihat beragama) tapi hati/perilakunya menista Tuhan. Mereka ini kembali ditata hidupnya, diluruskan hatinya yang jahat, dibentuk integritasnya. 

Pertobatan bukan sesuatu yang terjadi secara alamiah. Manusia berdosa tidak mungkin mempertobatkan dirinya sendiri. Status orang berdosa ada tiga keadaannya: pemberontak, musuh (seteru) Tuhan dan mati. Musuh TUHAN tidak mungkin akan mencari TUHAN, apalagi untuk mengasihi-Nya. Pemberontak tidak mungkin dengan sukarela mengasihi dan memilih TUHAN. Dan yang mati tidak mungkin mencari dan mengejar Tuhan. 

TUHAN bekerja terlebih dahulu di dalam hati-Nya: menghidupkan-Nya, menaklukan hati-Nya, dan melembutkan hati-Nya. Jika tidak ada pekerjaan Roh Kudus yang melahirbarukan, maka tidak mungkin pertobatan yang sejati bisa terjadi (bdk. Yoh. 3). Roh Kudus bekerja dan membuka pikiran dan hati orang kemudian menjadi sadar dan berbalik kepada Tuhan dan bertumbuhkembang menampakkan perubahan sikap yang wajar menurut standar Kristus. Dan mereka terus mempertahankan transformasinya secara “radikal”. Perubahan yang bersumber dari dalam roh. Mereka menjadi tampil berbeda dengan dunia karena Kristus menjadi standar nilai hidupnya. Mulut dan hatinya selaras mengakui Yesus (Roma 10: 9-10). 

Mengapa harus segera bertobat? Karena kesempatan bertobat adalah semasa kita hidup di dunia ini (Pengkhotbah 9:5; Lukas 16:24-26). Maut/kematian hanya selangkah dalam hidup ini. Pertobatan sangat penting karena persyaratan masuk sorga (Yohanes 3:3). Dengan bertobat, mereka akan menerima berkat rohani. Tanpa pertobatan manusia tidak dapat diselamatkan. Pertobatan tanpa percaya pada Tuhan Yesus, manusia tidak mendapat hidup kekal (Filipi 4:19; 2 Korintus 7:10; Yohanes 3:16; Efesus 2:8).

Kita perlu bertobat sekarang, karena Kristus Tuhan sudah dan akan datang. ”Kerajaan Sorga sudah dekat/ (sudah disini)”. Bayangkanlah hari Tuhan yang digambarkan 2 Petrus 3:9-10. Tanda-tanda zaman yang menunjukkan kepada sudah dekatnya Kerajaan Surga. Tuhan menantikan dan menghendaki pertobatan kita manusia, sebab Tuhan tidak menghendaki kebinasaan kita. Tuhan menghendaki supaya semua orang bertobat dan berbalik kepada-Nya. Panjang sabar Tuhan adalah kesempatan untuk bertobat (2 Petrus 3:15). Bila saat ini kita mati? Anda ke mana? Di sorga atau di neraka?