Matius 8 : 28 – 34
28 Setibanya di seberang, yaitu di daerah orang Gadara, datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan menemui Yesus. Mereka sangat berbahaya, sehingga tidak seorangpun yang berani melalui jalan itu.
29 Dan mereka itupun berteriak, katanya: “Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?”
30 Tidak jauh dari mereka itu sejumlah besar babi sedang mencari makan.
31 Maka setan-setan itu meminta kepada-Nya, katanya: “Jika Engkau mengusir kami, suruhlah kami pindah ke dalam kawanan babi itu.”
32 Yesus berkata kepada mereka: “Pergilah!” Lalu keluarlah mereka dan masuk ke dalam babi-babi itu. Maka terjunlah seluruh kawanan babi itu dari tepi jurang ke dalam danau dan mati di dalam air.
33 Maka larilah penjaga-penjaga babi itu dan setibanya di kota, diceriterakannyalah segala sesuatu, juga tentang orang-orang yang kerasukan setan itu.
34 Maka keluarlah seluruh kota mendapatkan Yesus dan setelah mereka berjumpa dengan Dia, merekapun mendesak, supaya Ia meninggalkan daerah mereka.
Tak kenal maka tak sayang, sebuah pepatah yang kita kenal dengan baik, namun demikian adalah baik bagi kita untuk mengaplikasikannya pula dalam kehidupan kita sebagai anak Tuhan, bukan saja dalam relasi dengan sesama namun juga dengan Tuhan. Karena jika kita hanya tak kenal orang di sekitar kita, paling-paling pengaruhnya tidak terlalu banyak bagi kita, namun tidak demikan halnya jika kita tidak mengenal Tuhan, merupakan hal yang sangat fatal bahkan kita sangat dimungkinkan menjalani kehidupan di luar kehendak-Nya.
Hari ini jemaat diajak untuk mengenal kuasa-Nya atas setan. Istilah setan berasal dari kata Ibrani “satan” yang artinya musuh, dengan demikian setiap malaikat yang memberontak kepada Allah adalah musuh Allah sehingga disebut sebagai satan. Mereka adalah roh-roh malaikat yang memberontak kepada Allah, mereka tidak berwujud, namun sering mengambil wujud sesuai dengan keyakinan lokal mengenai apa yang ditakuti oleh banyak orang waktu itu. Namun ada hal-hal yang lebih harus kita waspadai, yaitu bukan kepada roh-roh yang menampakkan diri untuk menakut-nakuti, melainkan kepada mereka yang justru seringkali memberikan pengaruh kepada kita terutama dalam cara kita berpikir dan memberi pengaruh kepada mundurnya relasi kita dengan Tuhan.
Dalam bacaan kita tadi, kita temukan bahwa ada orang dilepaskan dari pengaruh kuasa jahat, peristiwa ini diawali dengan pengalamannya berjumpa dengan Allah di dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Apakah kita telah mengalami perjumpaan dengan Allah melalui Kristus? Jika sudah, apakah kita sudah hidup bagi Dia sepenuhnya? Jika Dia adalah Tuan kita, maka kita adalah hamba-Nya, dan sebagai hamba tentunya ketaatan kitalah yang diminta-Nya. Kehidupan yang lepas dari dosa dan hidup dalam segala kemenangan baru dapat kita raih, jika kita memiliki ketaatan yang penuh kepada TUHAN Sang Sumber kuasa dan kehidupan.
Setelah kita hidup dalam segala ketaatan dan menikmati kemenangan demi kemenangan, itu tidak berarti bahwa kita telah lulus, karena sesungguhnya godaan akan semakin sering dan semakin dahsyat menerpa kita. Namun marilah kita tetap percaya dan tidak perlu takut lagi, sebab Allah ada di pihak kita. Yakobus 4 : 7 juga mengatakan : Tunduklah kepada Allah dan lawanlah Iblis, maka, ia akan lari dari padamu. Ayat ini sangat memberikan petunjuk kepada kita, bahwa untuk menang, kita perlu melawan iblis, namun juga tidak boleh kita lupa bahwa kemenangan kita diperoleh dari Allah semata, sehingga kemenangan-kemenangan yang kita peroleh, tidak dapat dilepaskan dari ketaatan kita kepada Allah.
Sebagai aplikasi kita bersama, di tengah segala pergumulan yang sedang menimpa kita, marilah kita senantiasa sadar bahwa ada banyak tawaran dunia dan segala bantuan yang ditawarkan namun tidak sesuai dengan kehendak Allah. Karena itu kita harus tetap mengutamakan Allah dengan segala kehendak-Nya yang mesti kita taati. Tidak membuka celah sedikitpun bagi iblis/satan bagi pekerjaan mereka, namun hendaknya kita terus menerus melibatkan Allah dalam kehidupan kita sehari-sehari. Selamat berjuang, TUHAN memberkati. Amin.
Ev. Franky Oktavianus Nugroho
9 Februari 2021