Renungan 31 Desember 2020

KISAH PARA RASUL 1 : 1 – 8

1  Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus,

2  sampai pada hari Ia terangkat. Sebelum itu Ia telah memberi perintah-Nya oleh Roh Kudus kepada rasul-rasul yang dipilih-Nya.

3  Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah.

4  Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang  —  demikian kata-Nya  —  “telah kamu dengar dari pada-Ku.

5  Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.”

6  Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: “Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?”

7  Jawab-Nya: “Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya.

8  Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”

Untuk dapat mempelajari kitab Kisah Para Rasul dan mengerti pesan apa yang hendak disampaikannya, maka kita perlu mengetahui siapakah penulisnya.  Penulisnya adalah Lukas, orang yang sama dengan penulis dari Injil Lukas. Selain mengetahui siapa penulisnya, kita juga perlu memahami bahwa Kisah Para Rasul memiliki kaitan yang begitu erat dengan Injil Lukas, hal ini dapat dilihat dari cara penulisnya membuka kedua kitab tersebut dan kita akan menemukan bahwa kedua nya merupakan jilid 1 dan jilid 2 dari apa yang hendak disampaikan sebagai pesan dari firman Tuhan sendiri.  Jika Injil berbicara mengenai segala karya dan ajaran Tuhan Yesus selama Dia di dunia, maka Kisah Para Rasul merupakan kelanjutan dari karya Tuhan Yesus Kristus di dunia, meskipun telah naik ke sorga namun melalui Roh Kudus terus berkarya di dalam dan melalui gereja.

Karya Allah melalui gereja menjadikan para murid termasuk kita sebagai saksi Kristus di tengah dunia.  Karena itu, agar kita dapat menjadi saksi yang benar dan sungguh dapat menyampaikan kehendak Tuhan, maka dalam beberapa kali Tuhan Yesus menampakkan diri kepada murid-muridNya sebelum Dia naik ke sorga, Dia menyampaikan pengulangan ajaran yang penting.  Beberapa hal tersebut antara lain mengenai Kerajaan Allah, Baptisan Roh Kudus (Pentakosta dalam konteks waktu itu; kelahiran kembali dalam konteks sekarang), Kuasa yang menyertai setiap orang percaya agar dapat menjadi saksi dan juga mengenai panggilan bersaksi mulai dari lingkungan terdekat sampai ke ujung Bumi.  Selain itu kita juga dapat mempelajari prinsip-prinsip penting menjadi saksi Kristus, 3 di antaranya adalah bahwa isi kesaksian harus mengenai Pribadi dan Karya Kristus (bukan melulu tentang kita), kesiapan kita untuk bersaksi di manapun juga dan juga penggunaan talenta serta karunia yang kita miliki untuk mendukung kesaksian yang kita sampaikan.

Menjadi saksi Kristus, bukanlah seseorang yang hanya mengerti teori namun tidak pernah mempraktekkannya, seorang saksi Kristus justru haruslah seseorang yang terus menerus bersaksi dan menjadikan kesaksian bukanlah sebuah kegiatan namun menjadi bagian dari gaya hidup, sebuah pola hidup yang melekat pada dirinya.  Kesaksian harus disampaikan melalui cara hidup dan perkataan kita secara seimbang, karena jika kita hanya memiliki kesaksian dari cara hidup kita, mereka yang di luar Kristus tidak akan sampai kepada pengenalan yang benar akan Kristus dan karya-Nya, mereka hanya kagum kepada kita sebagai sekelompok orang baik.  Namun sebaliknya jika kita berkoar-koar tentang Kristus tetapi cara hidup kita sama jahatnya dengan orang dunia, niscaya nama Tuhan justru dinista karena kita pula.  Karena itu milikilah cara hidup seperti Kristus dan gunakanlah segala talenta dan karunia kita sesuai dengan yang telah kita terima dari Tuhan, dan siap sedialah kapanpun dan di manapun Tuhan menempatkan kita untuk bersaksi bagi Dia.  Amin.

Ev. Franky Oktavianus Nugroho
Kamis, 31 Desember 2020

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *