Raja Damai; Tunas Dari Tunggul Isai (Yesaya 11:1-10)

Minggu, 20 Desember 2020 – Ev. Franky Oktavianus Nugroho

Dalam masa-masa Adven, tema-tema yang berkaitan dengan Natal beserta nubuatan- nubuatan PL tentang Mesias seringkali dikhotbahkan, sehingga tidak asing lagi bagi kita. Tema Sang Mesias yang dinubuatkan sebagai Raja Damai di mana Dia adalah merupakan Tunas dari Tunggul Isai juga bukanlah kali pertama kita dengar. Namun jika kita renungkan kembali, menarik juga ketika Sang Mesias dikaitkan kepada Isai dan bukan kepada Daud saja. Mengapa demikian? Kaitan tersebut tentunya tidak dapat dipisahkan dengan silsilah Tuhan Yesus, dan cara menggambarkan sebuah silsilah seringkali dipakai dengan gambaran pohon.

Pembaca mula-mula dari nubuatan tersebut adalah orang Israel, karena itu mereka segera paham maksud dari penggunaan istilah tunas, tunggul, taruk dan pangkal (akar); yang menggambarkan keberadaan suatu pohon, sebab bangsa Israel seringkali digambarkan dengan sebuah pohon. Hal ini menunjukkan bahwa Mesias yang akan lahir adalah keturunan Israel asli. Dikaitkannya kepada Isai dan bukan berhenti di Daud juga dikarenakan bahwa dalam sejarah keturunan Daud tidak semuanya raja yang baik, diharapkan Mesias adalah Raja yang ideal, seorang “Daud yang lain”, bukan seorang raja dunia melainkan dari kerajaan Allah sendiri.

Di samping itu, nama Isai mengingatkan kita bahwa latar belakang Isai bukanlah seorang keturunan raja, ingin mengingatkan bahwa Israel yang Teokrasi itu adalah sebuah kerajaan di mana Rajanya adalah TUHAN sendiri, raja-raja yang dibangkitkan adalah berdasarkan kehendak TUHAN, dan kali ini sudah ditetapkan oleh Allah sendiri bahwa Mesias akan menjadi Raja Damai yang memerintah kerajaan yang Allah dirikan. Raja Damai ini akan memulihkan kehidupan manusia, kembali pada kedamaian yang ada seperti ketika manusia belum jatuh ke dalam dosa, damai dengan Allah dan dengan sesama.

Karena itu jika kita sekarang adalah warga kerajaan sorga sebagai orang-orang yang telah menerima keselamatan dan diperdamaikan dengan Allah, maka kita wajib hidup seperti yang dikehendaki-Nya. Perdamaian di atas muka bumi, baru dapat kita hadirkan jika Mesias hadir dalam hidup kita. Jalani cara hidup yang menunjukkan kesiapan kita menyambut kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali, tunduklah pada otoritas-Nya sebagai Raja dalam hidup kita. Dan sementara kita hidup di dunia, percayalah akan kedaulatan-Nya atas segala sesuatu yang ada di dalam dan sekitar kehidupan kita, sehingga kita tidak mudah goyah ataupun dialihkan arah pandang kita dari-Nya. Selamat menyambut Natal. Selamat mempersiapkan kedatangan-Nya kembali. Amin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *