Minggu, 13 Desember 2020 – Ev. Tonny Mulia Hutabarat
Istilah “gelap” yang disampaikan nabi bukan berbicara tentang tidak adanya cahaya tetapi metafora keadaan atau situasi sosial Israel yang runyam, tidak ada kebenaran, cara hidup yang salah.Perhatikan konteksnya, al: kejahatan/dosa-dosa agama (1:1,4,13, 2: 8). Kejahatan ekonomi (5:8).Kejahatan sosial (1: 21, 23). Kejahatan politik (1;23). Kejahatan moral etika (3:8). Kejahatan budaya (3:1, 5:11). Kejahatan ideologi (5: 20). Apa yang akan Tuhan lakukan terhadap manusia yang berdosa? Hukuman diberikan (perhatikan 1:28, 2:12, 5:25, 7:1, 8: 5). Sebelum datang penghukuman Tuhan mengharapkan umat-Nya bertobat (perhatikan: 1:16,17, 18, 1:27). Keadaan atau status orang berdosa di hadapan Tuhan digambarkan Yesaya bahwa mereka sudah berada/berdiam di lembah kematian. Versi KJV menegaskan “they that dwell in the land of the shadow of death” (Isa 9:2) dan dapat dibandingkan dengan Roma 6:23 upah dosa adalah kematian (bukan kekelaman).
Apa yang dilakukan Tuhan bagi umat-Nya yang dalam kegelapan/kematian? Pribadi Terang yang Maha Terang (Yesaya 60:19) harus datang ke dunia melalui kelahiran seorang Putra untuk mengubah kematian menjadi kehidupan. Tanpa Inkarnasi Putra-Nya, umat akan abadi dalam kematian. Pribadi MahaTerang itu mampu mengubah status orang berada dalam lembah kematian dapat berdiri di hadapan Tuhan. Maha Terang berinkarnasi menjadi seorang manusia (lelaki) dengan reputasi luar biasa (9:5-6). Yesaya menyebutkan sifat ilahi sang Putra Terang yaitu Raja yang rendah hati sampai mati untuk merebut kita dari alam maut. Penasihat Ajaib sumber hikmat, pengertian dan pengetahuan yang mengubah kebodohan kita menjadi cerdas rohani. Allah yang Perkasa yang menaklukan dosa, maut, Iblis. Bapa yang Kekal, yang memberikan kekekalan bagi umat-Nya. Besar kekuasaan yang ditunjukkan-Nya dengan banyak mujizat. Pokok damai sejahtera abadi sebagai sumber sukacita sejati. Kedatangan Yesus ke dunia menyelamatkan orang berdosa (mati) untuk memperoleh hidup kekal (Yesus), sehingga mereka menikmati terang-Nya.
Tuhan memberikan sukacita kepada umat-Nya sebab DIA adalah TUHAN yang Cemburu. DIA penuh kasih karunia, anugerah, cinta yang besar. Kecemburuan mengandung ide teologis yaitu kompetitif. Tuhan berjuang menarik kita untuk dekat/lekat dengan-Nya. DIA ingin agar tidak ada illah lain di hati kita. Tuhan “bersemangat” memiliki kita secara permanen. Dalam konteks keadilan dan kekudusan-Nya demi kecemburuan-Nya maka “Putra” dianugerahkan bagi kita. Karena cemburu-Nya besar, maka IA turun sampai ke bumi menjadi manusia (Seorang Putra Fajar) sehingga umat-Nya memperoleh terang.
Orang-orang yang percaya kepada Sang Putra akan memiliki cara hidup yang sepadan dengan-Nya. Tuhan rindu anak-anak-Nya memberi peran nyata untuk menjadi cahaya terang dalam kegelapan. Tuhan ingin kita terus bersinar bagi dunia lewat perbuatan benar.