Renungan Pagi 18 Desember 2020

Aman 80 Tahun

Hakim 3: 12 -30

maka amanlah tanah itu, delapan puluh tahun lamanya (Hakim 3:30)

Otniel memberikan keamanan selama 40 tahun. Rasa aman mulai terusik, mulai rutin ibadah tanpa hati, mulai formalitas moral tanpa kualitas dan mulai tergoda dengan budaya Kanaan. Dan setelah Otniel wafat, Israel berubah kambuh penyembahan berhala. Ketika Israel berdosa lagi, Tuhan membangkitkan penindas baru, ay. 12-14.

Tuhan memiliki berbagai macam tongkat menghukum mereka. Koalisi Moab dan Amon dipakai untuk melipatgandakan penindasan. Dua bangsa ini menjadi momok bagi Israel.

Tongkat Moab dan Amon adalah simbol kemarahan Tuhan. Dosa harus dihukum. Ia harus menjalankan penghakimanNya. Mereka menghancurkan ladang gandum dan memukul orang Israel (ayat 13)

Dua bangsa itu mempekerjakan (budak) Israel untuk keuntungan mereka selama 18 tahun (ayat 14). Mereka mengabaikan pelayanan Tuhan, dan tidak memberikan persembahan kepadaNya. Rahmat Tuhan tidak dihargai. Pada masa Otniel 8 tahun diperbudak, sekarang berlangsung 18 tahun. Kejahatan Israel semakin lebih parah pasca kematian Otniel.

Rahmat dan kasih setiaNya diusik ketika seruan doa2 Israel sampai di hadiratNya. TelingaNya mendengar teriakan anak2Nya. Maka Tuhan membangkitkan Ehud dari suku Benyamin. Ia punya taktik mendekati Raja Moab dengan cara mengantar upeti (ay 15-31). Ia pemberani dan gagah perkasa. Walau dengan tangan kidal dapat membunuh raja. Dari suku yang kecil/lemah namun Tuhan menggandakan kekuatannya untuk menumpas Moab dan Amon. Ia menewaskan 10.000 tentara pilihan (ay 29). Ehud tampil sebagai penyelamat dan penghakim Israel. Maka amanlah Israel dibawah kepemimpinannya selama 80 tahun (ay 30).

Ehud si tangan kidal pemimpin yang cekatan. Mudah menyesuaikan diri dalam perubahan sosial tanpa kompromi dengan dosa. Selama 80 tahun kepemimpinannya berdampak besar terhadap kualitas kerohanian Israel. Tangan “kidal” menunjukkan keunikan kepemimpinannya. Kecekatan, keuletannya dan keunikannya berpengaruh efektif terhadap perjalan hidup kerohanian Israel selama 80 tahun. Ia setia kepada Tuhan dan kreatif menghakimi Israel. Pemimpin yang bertangan “kidal” sangat sedikit (minoritas) namun Ehud memiliki pencapaian kepemimpinan yang maksimal bagi kemuliaan Tuhan.

Bangsa Israel tidak ada yang berani (nekat) pergi ke tempat penyembahan berhala. Semua orang berdiam diri menghadap Tuhan. Mereka sangat nyaman, santai, lenggang (rasa dimanjakan) dalam kepemimpinan Ehud. Ehud mengarahkan hati bangsa Israel agar senantiasa memahami kehedak Tuhan (pesan rahasiaNya). Mereka terus mengikut Tuhan dalam jangka waktu yang panjang, 80 tahun.

Kesetiaan dan rahmatNya panjang (takberkesudahan). Israel merayakan kebaikan Tuhan selama 80 tahun, di bawah kepemimpinan si tangan Kidal, Ehud.

Kiranya kepemimpinan rohanian orang percaya di lingkunganya mempengaruhi pertumbuhan iman orang lain di sekitarnya.

Salam menikmati rasa aman di dalam Kristus.

Ev. Tonny Mulia Hutabarat

18 Desember 2020

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *