Minggu, 06 Desember 2020 – Ev. Franky Oktavianus Nugroho
Tema di atas mungkin mengingatkan kita pada tulisan R. A. Kartini, entah bagaimana beliau bisa mendapatkan kalimat tersebut, mungkin juga dari tulisan-tulisan temannya yang ada di Belanda, namun jelas sekali bahwa kalimat semacam itu ada di dalam Alkitab. Namun tentunya beliau memakainya dalam konteks yang berbeda, yaitu dalam perjuangannya bagi kaum wanita yang ada di dalam “kegelapan”; terbatasnya akses ke pendidikan. Ada sebuah kegelapan yang jauh melampaui hal tersebut, yaitu kegelapan yang menutupi manusia berdosa sehingga tidak ada akses menuju Allah.
Gelapnya dosa telah membawa manusia terpisah dari Sang Sumber Terang, sehingga dalam seluruh kehidupan manusia tersebut penuh dengan tindakan-tindakan kegelapan yang semakin membuktikan bahwa manusia membutuhkan Sang Terang. Masa Adven ini dengan lilin-lilin Adven yang dinyalakan setiap minggunya bertambah satu nyala lilin, menggambarkan semakin mendekati Natal maka cahaya itu pun semakin terang bersinar. Ketika Sang Terang itu hadir di Bumi maka sesungguhnya kegelapan menjadi sirna karena kegelapan tidak dapat menguasai Terang. Tuhan Yesus sendiri mengatakan,”Akulah Terang dunia”. Puji TUHAN, manusia tidak seterusnya dikuasai kegelapan karena setiap orang yang ada di dalam Dia, beroleh terang.
Namun demikian tidak semuanya menerima Tuhan Yesus, mereka lebih memilih menjauhi terang sebab hidupnya jahat dan gelap. Sebagaimana juga dituliskan rasul Paulus dalam suratnya bahwa beberapa orang pun menolak, bukan saja keberadaannya sebagai seorang rasul tetapi bahkan menolak isi kebenaran Injil itu sendiri sehingga mereka juga menolak Tuhan Yesus. Namun demikian memang sesungguhnya Allah sendirilah yang akan menerangi setiap orang yang hendak diselamatkan-Nya, Allah yang sama yang menghadirkan Terang pada waktu penciptaan, Allah yang sama pula yang menerangi hati setiap orang yang percaya.
Setiap orang yang percaya adalah orang-orang yang telah dilahirkan kembali oleh Allah, orang-orang ini ada di dalam TUHAN dan disebut sebagai anak-anak Terang. Dan sebagai anak terang, kita haruslah hidup dengan memancarkan terang melalui setiap perbuatan baik yang kita lakukan yaitu hal-hal yang berkenan kepada Allah. Cara hidup yang demikian tidak dapat dipisahkan dari panggilan kita sebagai utusan terang, yang melaluinya kita akan menerangi kegelapan dunia. Dunia yang gelap ini membutuhkan Sang Terang yang sejati, terangilah mereka dengan cara hidupmu dan beritakanlah Injil dengan jelas agar mereka mengenal Tuhan Yesus Sang Terang sejati itu sehingga merekapun diselamatkan. Selamat berjuang menjadi anak terang, kita adalah garam dan terang dunia. Amin.