11 Desember 2020
Aku mencobai orang Israel (Hakim 2:22 ITB)
Bila dibandingkan dengan Yakobus 1:13, tertulis bahwa Tuhan tidak mencobai siapapun. Apakah Hakim 2:22 dengan Yakobus 1:13 kontradiktif, bertentangan?
Tuhan sudah menetapkan tugas dan kewajiban umatNya. Kewajiban Israel utama dan penting adalah setia melayani menyembah kepada Tuhan dalam setiap keadaan (Ulangan 4:3-4). Mereka yang setia pasti hidup, namun yang tidak setia dibinasakan di padang gurun.
Paska kepemimpinan Yosua, Israel mengalami kemunduran rohani yang paling buruk. Mereka pergi ke Baal. Pengianatan ini menimbulkan amarah Tuhan (ay 20). Mereka tidak sanggup meneladani iman dan kebaikan leluhur mereka (terkhusus Yosua).
Kata “murka” dalam Ibrani adalah “kharah-‘af” artinya wajah yang memerah, wajah membara, wajah membakar, naik darah (mendidih). Tuhan sangat marah terhadap kejahatan yang dilakukan Israel. Ia sudah siap membakar habis dosa dan kejahatan. Siapa yang bisa menahan murkaNya? Tidak ada. Mengapa Tuhan membangkitkan murka angkaraNya? Karena Israel melanggar perjanjianNya.
Kata “melanggar perjanjian” dalam Ibrani adalah “‘avar brit” artinya seseorang melewati batas/pagar dengan rasa sombong. Melompati ketentuanNya digambarkan seperti pengendara motor yang ugal2an di jalan tanpa helm, tidak memiliki safety reading dan surat2 kendaraan. Ketika traffic light menyala merah, bukannya berhenti, ia menerobos “seenaknya” dengan rasa angkuh untuk menunjukkan kesaktiannya (ketololannya) padahal ia melanggar aturan lalulintas. Ia tidak peduli dengan aturan baku. Ia menyepelekan lambang kekuasan negara. Polisi pasti akan mengejarnya dan mencarinya lewat CCTV. Ketika ia tertangkap, ia membela diri dan tidak merasa bersalah (jahat), tidak ada pengakuan dosa. Apakah polisi akan membebaskannya atau akan diberikan disiplin?
Israel merasa tidak bersalah dengan kejahatan yang dilakukanNya. Tuhan akan mengejar mereka sampai di sarang penyembahan berhala, menarik kaki mereka untuk dihukumNya. Tuhan tidak menyukai anak2Nya yang melanggar peraturanNya.
Kejahatan yang lain yang dilakukan Israel sehingga menimbulkan kemarahan Tuhan adalah “tidak mendengar firmanNya”.
Kata “tidak mendengar firmanKu” dalam Ibrani adalah “lo syama’u leqoly” artinya mereka tidak mendengar suara-Ku. Mereka tidak mendengar teriakan keras yang memanggil. Mereka menutup batinnya. Mereka gagal, tidak taat. Suara yang keras diabaikan. Israel segaja menutup telinga. Gendang telinga yang dengan sadar mendengar suara Tuhan yang keras sengaja mengabaikanNya (telinga imannya dibuat tuli). Israel tidak mau mendengar suara sorga yang memanggil, artinya mereka segaja melawan Tuhan. Tuhan Yang Maha Baik sengaja dilawan (dilcecehkan dengan angkuh).
Dosa melanggar perjanjian dengan kesengajaan melawanNya membuat Tuhan murka (berang).
Tuhan melakukan suatu tindakan yang berlawanan dengan janjiNya yaitu yang tadinya Ia pasti akan menghalau penduduk Kanaan. Maka dalam kemarahanNya ia tidak menambah bangsa yang akan dihalauNya. Dengan perkataan lain, membiarkan bangsa2 Kanaan menindas mereka (ay 21).
Apakah maksud Tuhan membiarkan bangsa Kanaan menindas mereka? Tuhan akan mencobai Israel (ay 22).
Kata “Aku mencobai” dalam Ibrani adalah “nasot” dalam bentuk kata kerja piel (kata kerja intensif), arti kata ini merujuk kepada maksud untuk melatih seorang murid. Tuhan mendidik mereka dengan cara yang keras. Tuhan membimbing mereka dengan tangan yang disiplin. Mendidik murid biasanya dengan memberikan “materi” ajar. Untuk menarik dan menghalangi mereka dari penyembahan berhala, Tuhan membiarkan bangsa Kanaan melakukan penindasan. Tuhan akan memarangi Israel dengan mendatangkan perang dari tentara Kanaan.
Tujuan pendidikan ini adalah agar mereka hidup hidup menurut jalanNya. Mereka harus sanggup menunjukkan cara hidup yang diperkenankan Tuhan. Langkah2 mereka harus seirama dengan instruksi Tuhan (ay 22c). Bagaimana caranya? Mendatangkan pelatihan dari “tali pecut” tentara.
Tuhan memukul dosa penyembahan berhala Israel dengan menggerakkan tentara/prajurit Kanaan untuk meremukkan hati busuk mereka.
Kata “menghalau” dalam Ibrani adalah “yaras” artinya memburu dengan kejam, keras, mengejar dengan tergesa-gesa. Kemudian kata “membiarkan” dalam Ibrani adalah “nukh” artinya berhenti, istirahat, tidak melakukan.
Tuhan tidak bertindak membebaskan Israel. Tuhan menghentikan rencana pengusiran bangsa Kanaan dari tanah perjanjian. Tuhan melakukan pembalikan yaitu menggerakkan prajurit Kanaan untuk mengejar, menangkap dan menindas Israel. Tentara Kanaan melakukan tindakan bengis kepada Israel. Mereka menghamburkan orang –orang Israel dari tempatnya.
Ketika Israel akan melakukan perkumpulan raya untuk menyembah Baal dan Asytero, saat itu Tuhan menggerakkan militer Kanaan menghancurkan mereka. Laskar jihad Kanaan dipakaiNya untuk menggagalkan aksi penyembahan setan2 atau roh2 jahat. MusuhNya dipakaiNya untuk mendidik UmatNya. Mereka dilatihNya untuk meninggalkan Baal dengan memakai tentara Kanaan. Israel dipaksa berlari karena kejaran tentara Kanaan yang ganas. Ya, Tuhan harus mendidik mereka dengan “keras” demi Israel meninggalkan Baal.
Tuhan memaksa Israel berlari mengejar diriNya. Mereka dilatih untuk hidup sesuai dengan petunjuk2Nya. Mereka harus kembali mengejar “hadiratNya”.
Covid19 menjadi musuh bersama seluruh dunia. Kepintaran, kekayaan, kehebatan, keangkuhan, kesombongan, kedigdayaan seluruh manusia rontok di hadapan virus kecil ini. Seluruh mata orang Kristen dipaksa untuk memandang Kebesaran Tuhan. Covid19 menjadi efektif melatih iman Kristen. Mereka menjadi lebih rajin berdoa, beribadah secara pribadi.
Salam menerima pelatihanNya
Tonny Mulia Hutabarat