Minggu, 15 November 2020 – Pdt. Fri Suhandi
Pernikahan Kristen bukanlah sekedar sebuah hubungan ikatan kontrak antara suami dan istri yang disahkan oleh hukum. Pernikahan adalah suatu hubungan segitiga antara Aku-Tuhan- Engkau. Karena itu pernikahan Kristen disebut sebagai pernikahan yang kudus, artinya pernikahan yang dikhususkan untuk kesenangan Tuhan. Kudusnya pernikahan Kristen harus memiliki beberapa aspek yaitu tujuan, peran dan kehidupan yang kudus dari pernikahan itu.
Tujuan pernikahan kristen yang kudus adalah untuk merefleksikan kemuliaan hubungan Kristus dan jemaat-Nya dalam hubungan pernikahan yang dijalani (Ef. 5:31-32). Untuk mencapai tujuan pernikahan kudus, maka keduanya harus pasangan yang seimbang di dalam takut akan Tuhan. Selain itu keduanya juga harus siap melakukan perannya dengan setia demi Tuhan.
Selain itu, Allah juga memberikan peran pernikahan yang kudus kepada suami dan istri. Ef. 5:33 mengatakan: “Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah istrimu seperti dirimu sendiri dan istri hendaklah menghormati suaminya.” Peran ini merupakan sebuah perjuangan masing-masing di hadapan Tuhan sebagai penguasa pernikahan Kristen. Jika hidup suami istri melakukan perannya masing-masing dengan kesungguhan untuk berkenan di mata Tuhan, maka kebahagiaan akan Tuhan hadirkan sebagai berkat kehidupan.
Orang percaya diminta untuk menjaga kesucian kehidupan pernikahannya. Ibrani 13:4 mengatakan: Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah. Jangan mencemarkan tempat tidur artinya menjaga kesucian kehidupan sexual pernikahan tidak saja dari hubungan yang terlarang, tetapi juga dari cinta yang tidak wajar dan berlebihan. Kudusnya hidup pernikahan adalah sebuah korban syukur kehidupan Kristen yang menyenangkan hati Tuhan.
Bangunlah kudusnya pernikahan kristen dalam kehidupan pernikahanmu, Tuhan pasti akan mencurahkan berkat kebahagiaan sejati dalam hidup pernikahanmu.