Kamis, 24 Juli 2025
MUSUH BEBUYUTAN (bag,1)
📚 1 Petrus 5:7-9
📖 “Serahkanlah segala kekhawatiranmu kepada-Nya, sebab Ia memelihara kamu. Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu bahwa semua saudara seimanmu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.”
🍒 Dalam hidup ini setiap saat iblis menyerang seseorang melalui “kekhawatiran”. Entah siapapun dia, baik yang rohani maupun non rohani, hamba Tuhan maupun jemaat, orang pintar atau bodoh, orang sukses atau gagal, dewasa maupun anak-anak, si kaya atau si miskin, tidak ada yang luput dari ancaman iblis. Serangannya begitu masif dan strategis, sehingga memakan banyak korban.
🍒 Namun ironisnya, hal kekhawatiran tidak dipandang serius sebagai hal yang buruk, merugikan diri sendiri, bahkan sebagai DOSA di hadapan ALLAH. Tapi bukankah kekhawatiran adalah hal lumrah dan sangat manusiawi di tengah kehidupan yang penuh masalah ini? Banyak orang berdalih demikian untuk memaklumi dirinya sendiri. Tapi bagaimana pandangan Alkitab tentang kekhawatiran?
🍒 Alkitab memiliki pandangan yang sangat jelas dan spesifik mengenai kekhawatiran, dan berulang kali menyerukan umat percaya untuk TIDAK khawatir. Bukan berarti Alkitab menolak adanya perasaan khawatir, tetapi lebih kepada bagaimana kita merespons sesuatu dan menempatkan IMAN kita saat menghadapinya. Inti dari ajaran Alkitab tentang kekhawatiran adalah kepercayaan penuh kepada Allah.
🍒 Salah satu bagian Alkitab yang paling to the point membahas kekhawatiran adalah Matius 6:25-34 (Khotbah di Bukit). Di sana, Tuhan Yesus berulang kali mengatakan, “Janganlah kamu khawatir” (Matius 6:25, 31,34). Ini adalah sebuah PERINTAH, yang diberikan agar kita ingat, bahwa BAPA kita yang di surga MEMELIHARA segala sesuatu. Jika BAPA memelihara ciptaan-Nya yang lebih “rendah,” apalagi kita yang adalah anak-anak-Nya.
🍒 Sangat jelas dalam konteks Matius 6 Tuhan Yesus mengaitkan kekhawatiran dengan kurangnya iman atau kepercayaan kepada Allah. Orang-orang yang “tidak mengenal Allah” khawatir akan hal-hal duniawi, karena mereka TIDAK memiliki Bapa sorgawi yang dipercayai akan memelihara mereka. Bagi orang percaya, kekhawatiran berarti MERAGUKAN KUASA & KESETIAAN Allah BAPA untuk menyediakan kebutuhan mereka. Iblis selalu berusaha memancing kita untuk fokus pada diri sendiri, tapi Firman TUHAN
mendorong kita untuk MENGALIHKAN fokus dari masalah dan kekhawatiran kita kepada Allah BAPA.
🍒 Filipi 4:6-7 berkata:📖 “JANGAN-lah hendaknya kamu khawatir tentang APA-PUN juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.”
🍒 Ayat ini memberikan solusi praktis: Buang kekhawatiran dan berdoa dengan ucapan syukur. Hasilnya adalah damai sejahtera Allah yang luar biasa. Jadi senada dengan 1 Petrus 5:7 di atas, ini adalah undangan untuk MELEPASKAN beban perasaan khawatir dan menyerahkannya kepada Allah BAPA, yang PEDULI dan SETIA memelihara kita.
🍒 Tuhan Yesus memberikan solusi prioritas untuk menghadapi kekhawatiran. Dalam Matius 6:33 IA bersabda:📖 “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Ini berarti, jika kita memprioritaskan hubungan kita dengan Allah, mencari kehendak-Nya, dan hidup sesuai dengan prinsip-prinsip Kerajaan-Nya, maka SEMUA kebutuhan kita akan dipenuhi. Allah akan menyediakan apapun yang kita perlukan.
⛔ Ingat baik-baik, Iblis selalu menanamkan kekhawatiran sebagai “duri” yang menghambat pertumbuhan rohani anda dan saya. Dalam Matius 13:22; Markus 4:19; Lukas 8:14, Tuhan Yesus menyebut kekhawatiran dunia adalah salah satu hal yang menghimpit firman Tuhan sehingga tidak berbuah. Artinya: kekhawatiran dapat menjadi penghalang bagi pertumbuhan rohani dan efektivitas pelayanan kita kepada Tuhan. Apakah anda dan saya mau perasaan kita di-stir oleh iblis dengan tipu muslihatnya itu ??? (bersambung)
AMIN.