LD Tonny Mulia Hutabarat
Minggu, 13 Oktober 2024
Bertemu Tuhan Di Saat Duka … Lukas 7:11-17
Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambil berkata: “Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita,” dan “ALLAH TELAH MELAWAT UMAT-NYA.” (Luk 7:16 ITB)
And there came a fear on all: and they glorified God, saying, That a great prophet is risen up among us; and, THAT GOD HATH VISITED HIS PEOPLE. (Luk 7:16 KJV)
Kisah dalam Lukas 7:11-12 di mulai dengan Yesus bertemu dengan seorang wanita yang telah mengalami tragedi yang mengerikan.
I. Malapetaka – 7:11-12
Saat Yesus memasuki Nain, ada kelompok/rombongan mengikuti seorang anak muda yang sudah mati anak seorang janda. Dia mengalami kesedihan kejandaan, dan dia juga kehilangan putra satu-satunya. Berarti dia sekarang melarat. Tdak memiliki cara untuk menafkahi dirinya sendiri. Tidak ada seorang pun yang bisa ia ajak berbagi kesedihan. Ketika orang yang dicintai meninggal, sepertinya seluruh dunia juga ikut berhenti. Berdiri diam bersamamu. Menangis bersamamu. Sekalipun banyak pelayat yang menyertainya. Janda yang berduka hanya menginginkan satu hal – putranya kembali.
Di tengah rombongan yang besar itu (rombongan yang menyertai Yesus dan rombongan yang menyertai janda), Yesus melihat rasa sakit Wanita itu dan memutuskan untuk menghiburnya.
II. Penghiburan — 7:13-15
Yesus berkata: “JANGAN MENANGIS”. Ken Gire berkata bahwa “Kata-kata ini tidak ada dalam buku teks tentang pelayanan pastoral.” Itu pernyataan yang meremehkan. Jika ada satu hal yang tidak boleh Anda katakan kepada seseorang yang sedang berduka, itu adalah “Jangan menangis.”
Jika Anda pergi ke hampir semua pemakaman dan menyuruh anggota keluarga untuk berhenti menangis, Anda akan dianggap tidak berperasaan dan tidak baik, bahkan jika Anda mengatakannya dengan cara yang paling penuh kasih sayang.
Namun, kita tahu bahwa Yesus tidak kejam. Dia bukan tidak berperasaan. Dia memiliki belas kasihan padanya dan itulah sebabnya DIA menyuruhnya untuk tidak menangis. Yesus tahu apa yang sedang dialami wanita itu lebih dari siapa pun, dan Dia ada di sana untuk menolongnya. Dengan menyuruhnya untuk tidak menangis, Dia menyuruhnya untuk percaya kepada-Nya. Dia tahu apa yang sedang Dia lakukan. Dia memegang kendali. Dia ingin menghiburnya.
Yesus datang dan menyentuh peti mati yang terbuka. Yang tidak diperbolehkan dalam protokoler kematian menurut hukum Taurat. Ia mengambil noda kematian ke atas diri-Nya sendiri. Ia menajiskan diri-Nya sendiri.
Tidak ada permintaan janda, tidak ada sujud di kaki Yesus, tidak menunjukkan iman. si Janda sedang tidak mencariNya. Yesus melakukan kehidupan baru bagi putranya. Yesus yang mencari/mendatangi/melawat janda yang hidup dalam kesedihannya dan putranya yang dalam kematian. Ini adalah penghiburan. Inilah perbuatan Yesus yang mencengangkan seluruh Yudea dan sekitarnya. Yang sedih dihiburNya. Yang mati dihidupkanNya. Di dalam Yesus, orang percaya tidak perlu menangisi kesedihan dan kematian. Sebab DIA menghibur dalam kesedihan kita.
Dalam Lukas 7:16-17, orang banyak yang menyaksikan mukjizat Kristus mengungkapkan beberapa konsekuensi ini.
III. Akibat-akibatnya — 7:16-17
Akibat pertama adalah rasa takut. Itu adalah akibat yang aneh dari kebangkitan. Namun, yang mereka takuti adalah kuasa TUHAN. Yang mahaberkuasa atas kematian yang ditakuti oleh setiap manusia. Orang2 menyadari kebesaran-Nya.
Tanggapan kedua adalah bahwa banyak orang memuliakan Tuhan. Ada dua respon yang muncul terhadap Yesus yaitu seorang nabi atau Dia adalah Tuhan. Kota Nain berdeketan dengan kota Sunem. Apa yang penting tentang Sunem? Di sanalah, sekitar 900 tahun sebelumnya, nabi Elisa membangkitkan anak seorang wanita dari Sunem (2 Raja-raja 4:8-37). Yesus adalah seorang nabi yang jauh lebih besar daripada Elia dan Elisa. Orang-orang Nain dan semua daerah sekitarnya mengakui hal ini. Dan itulah yang mereka saksikan. Mereka bersaksi bahwa seorang nabi besar telah bangkit di antara mereka. DIA bukan nabi tetapi TUHAN yang datang menjumpai manusia dalam kemelaratan. Ketika tragedi menimpa, Dia mengirimkan penghibur lain untuk menyemangati.
Akibat yang ketiga adalah tersiar kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di seluruh daerah sekitarna. Tragedi menjadi kehidupan, penghiburan menjadi buah bibir pembicaraan tentang NAMA Yesus.
Yesus harus menjadi pusat perhatian (mata) dunia sebab DIA peduli, memberi tanganNya, memberi mataNya, memberi kuasaNya memberi diriNya bagi kita di saat susah dan kematian. DIA adalah pusat cerita kita.