Padang Gurun Sekolah Terbaik — Ulangan 8:1-20

LD Tonny Mulia Hutabarat
Minggu, 29 September 2024

Padang Gurun Sekolah Terbaik — Ulangan 8:1-20

Tempat Pewahyuan

Perjalanan padang gurun merupakan pengalaman di alam liar. Petualangan cobaan berat, dari perjalanan sebelas hari berubah menjadi empat puluh tahun pengembaraan ( KELUARAN 12:31–20:26; BILANGAN 10–36 ). Seperti mimpi buruk tetapi menjadi pelajaran berharga.

Perjalanan di padang gurun adalah wahyu surgawi yang disampaikan Musa tentang: kerendahan hati, ketaatan mutlak pada Tuhan (ULANGAN 8:2). Padang gurun adalah tempat ujian. Untuk mengetahui kedalaman hati. Padang gurun adalah tempat pewahyuan.

Tempat Pengungkapan Hati

Orang-orang Yahudi menggerutu berulang kali di padang gurun—tentang makanan, persediaan air, dan bahaya-bahaya lain dalam perjalanan ( BILANGAN 11:4–6; 14:1–4; 20:2–4 ). “Dapatkah Allah benar-benar menyediakan hidangan di padang gurun?” tanya mereka sinis, meragukan pemeliharaan Allah di negeri yang penuh burung nasar dan pasir ( MAZMUR 78:20 ). Bagi kita juga, padang gurun menunjukkan seberapa besar kita akan percaya kepada-Nya.

Hal apakah yang benar-benar dapat dipercayai dari Tuhan, jika meminta dengan sepenuh hati namun diabaikan? Mungkin Tuhan jahat. Seperti orang-orang Israel, menghadapi kesulitan, iman menjadi penuh keraguan, kebingungan, dan terkadang kepahitan. Padang gurun akan menyingkapkan sesuatu yang berbeda dari hati. Padang gurun menyingkapkan seberapa besar kita akan memercayai-Nya.

Tempat Persediaan

Bagi sebagian orang, alam liar adalah tempat peperangan. Bagi yang lain, padang gurun adalah tempat untuk berserah diri. Ada saatnya untuk melawan penderitaan, ada saatnya untuk menerimanya. Namun, Musa tidak melihat padang gurun terutama sebagai tempat peperangan atau kepasrahan buta. Ia melihatnya sebagai tempat persediaan.

Musa memberi bahwa TUHAN pasti menuntun, tidak meninggalkan, menyertai. Dan menyediakan pemurnian hati – merendahkan hati (baca ULANGAN 8:3–4). Tuhan menyediakan kebutuhan pokok tanpa usaha (bdk KELUARAN 16:13–15; 17:3–7). Padang gurun bukan sekadar tempat pewahyuan—itu adalah tempat penyediaan. Dengan Cara yang Tidak Terduga. Padang gurun adalah tempat pemeliharaan Tuhan. Sering kali dengan cara yang tidak kita duga. Ada tiang awan, ada tiang api (Pasokan listrik dan pasokan AC gratis selama 40 tahun)

Tempat Penemuan Identitas

“Di padang gurun,” Musa mengingatkan mereka akan melihat Tuhan- 1:31 dan 8:5. Ia akan melakukan training, disiplin, pembinaan. Mereka akan bertemu sebagai anak dan Ayah. Padang gurun tempat konfirmasi mengenal TUHAN sebagai BAPA. Siapakah saya? Siapakah DIA, Siapakah Kita

Sebagian besar dari kita membangun kehidupan kita berdasarkan identitas yang baik tetapi pada akhirnya menjadi identitas sekunder. Bagaimana Anda menggambarkan diri Anda kepada orang lain? Mungkin sebagai “istri”, “suami”, “ibu”, atau “ayah”. Mungkin sebagai “seniman”, “insinyur”, “guru”, atau “programmer”. Tetapi siapakah Anda jika Anda bukan seorang istri, suami, ibu, atau ayah? Siapakah Anda jika Anda bukan lagi seorang seniman, insinyur, guru, programmer, atau pekerjaan apa pun yang Anda nikmati atau harapkan? Di alam liar, kita dilucuti dari semua identitas yang baik tetapi sekunder ini. Di padang gurun . . . engkau melihat bagaimana Tuhan, menggendong engkau, seperti seorang ayah menggendong anaknya.

Inilah yang tersisa ketika identitas sekunder tersebut dilucuti: Anda adalah anak laki-laki atau perempuan, anak Bapa. Dan tidak ada yang dapat mengambil identitas utama ini dari Anda. Keberhasilan tidak dapat menggoyahkannya, dan kegagalan juga tidak. Itu tidak terpengaruh oleh penyakit, tragedi, bahkan kematian. Nama Anda tertulis di kitab surga ( LUKAS 10:20 ). Tidak ada yang dapat memisahkan Anda dari kasih Bapa ( ROMA 8: 38-39 ). “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah!” Yohanes memberi tahu kita. “Dan memang kita adalah anak-anak Allah!” ( 1 YOHANES 3: 1 ). Peran, posisi, atau status Anda mungkin berubah tetapi identitas ini akan tetap selamanya. Di padang gurun kita menemukan siapa diri kita yang sebenarnya: anak-anak Tuhan, BAPA kita.

Tempat Transisi Memulai Babak Baru & Misi

Padang gurun tempat mimpi-mimpi yang hancur dan dikuburkan. Tetapi Tuhan akan membawa masuk ke negeri yang baik ( ULANGAN 8:6-7). Musa menyingkapkan bahwa padang gurun juga merupakan tempat transisi.

Padang gurun adalah tanah antara apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi—tempat antara perbudakan dan kebebasan, antara ketidakdewasaan dan kebijaksanaan, antara janji Tuhan dan penggenapannya, antara siapa kita dulu dan siapa kita nanti. Setelah empat puluh tahun di padang gurun, pintu menuju Tanah Perjanjian berdiri di hadapan mereka. Setelah alam liar datanglah awal yang baru.

Padang gurun adalah tempat transisi. Di sanalah Tuhan memberi kita misi baru. Melalui padang gurun, Tuhan mengubah penderitaan kita menjadi pelayanan kepada sesama.