Hari Tuhan — Zefanya 1:7-18

LD Tonny Mulia Hutabarat
Senin, 9 September 2024

Hari Tuhan — Zefanya 1:7-18

Kitab Zefanya berbicara tentang “hari Tuhan”, yang merupakan hari penghakiman Tuhan atas dosa. Apa artinya ini bagi kita saat ini, dan bagaimana ini mengubah cara hidup kita sekarang?

Mendengar nubuat “hari Tuhan”, diperintahkan untuk “berdiam diri di hadapanNya” – 1:7. Berdiam diri di hadapan Tuhan berarti menunjukkan rasa hormat kepada-Nya, berdiri dengan rasa kagum kepada-Nya. Itu adalah persiapan untuk mendengarkan dan menyimak. Tindakan ini menggambarkan respons yang tepat dari seseorang yang telah mengakui kekuatan dan keagungan TUHAN. Nabi menempatkan kata Diam di awal kalimat untuk menekankan pentingnya nasihat itu, yang ditegaskannya dengan menggunakan dua kata untuk Tuhan – ADONAY dan YHWH. Sebab DIA berkuasa, berdaulat, berotoritas, penuh kasih dan penyayang. Alasan untuk panggilan untuk berdiam diri ini adalah karena hari TUHAN sudah dekat.

Zef 1:10-11 berbicara tentang tangisan dan ratapan dari berbagai tempat. Mengapa? Karena para pedagang (orang Kanaan) sudah tidak ada lagi. Zef 1:14-16 menggambarkan Hari Tuhan sebagai “hari besar”, yang dipenuhi dengan suara getir. Itu adalah hari murka, kesusahan, kesedihan, kehancuran, kegelapan, kesuraman, kegelapan pekat.

Perikop 1: 8-18 menguraikan 4 kelompok orang yang akan dihukum Tuhan: (1) Para pejabat, putra-putra raja, dan semua orang yang mengenakan pakaian asing (Zef 1:8). (2) Setiap orang yang melompati ambang pintu, dan mereka yang memenuhi rumah tuannya dengan kekerasan dan tipu daya (Zef 1:9). (3) Orang-orang yang berpuas diri (Zef 1:12). (4) Umat manusia (Zef 1:17) dan seluruh bumi (Zef 1:18).

Mereka dihukum karena menganggap Tuhan tidak berguna, tidak berarti, tidak berdaya, tidak hadir (DIA ada tetapi tidak di sini di hidupku). Ketika penghakiman dijatuhkan, manusia senilai debu dan kotoran manusia.

Apakah masih ada harapan? Hari Tuhan bukanlah pesta, tetapi perang. Itu tidak akan menyenangkan. Zef 1:7 adalah ayat aneh yang berbicara tentang tamu dan pengorbanan Tuhan. Hari Tuhan adalah hari penghakiman, Zefanya memberi tahu para pendengarnya bahwa TUHAN telah menyiapkan korban dan telah menguduskan tamu-tamu-Nya (ayat 7).

Namun, dalam konteks ini, istilah kurban tidak merujuk pada binatang, tetapi digunakan secara ironis untuk orang-orang Yehuda. Para tamu adalah orang Babilonia, musuh-musuh Yehuda. Yehuda akan dibantai oleh Babilonia.

Dalam Kitab Zefanya -1:7, TUHAN menguduskan tamu-tamu -Nya untuk dipersembahkan sebagai korban . Artinya, Ia telah memisahkan musuh-musuh Yehuda (yaitu, orang Babilonia) sebagai alat-Nya untuk melaksanakan penghakiman-Nya atas umat perjanjian-Nya, Yehuda. Perayaan seperti itu bukan kegembiraan bagi orang-orang Yehuda karena musuh akan membantai mereka seperti binatang.