YESUS DIPERMULIAKAN – Yohanes 12:27-36

LD Tonny Mulia Hutabarat
Sabtu, 7 September 2024

YESUS DIPERMULIAKAN – Yohanes 12:27-36

Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini. Bapa, muliakanlah nama-Mu!” Maka terdengarlah suara dari sorga: “Aku telah memuliakan-Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya lagi!” …
(Joh 12:27-28 ITB)

Yesus tahu apa yang diharapkan dari-Nya. Ia tahu bahwa diriNya harus disalib, dan Ia berhak melakukannya. Yesus tetap setia pada kehendak Tuhan, meskipun tahu apa yang harus dikorbankan.

  1. Penderitaan Yesus (ayat 27-30)

Ketika Yesus berkata bahwa jiwanya gelisah, tidak bermaksud bahwa IA sedang mengalami sedikit stres atau kecemasan. Kata Yunani untuk “trouble” (terharu) adalah “tarassō” yang berarti kengerian, ketakutan, atau rasa jijik yang ekstrem. Yesus merasakan kengerian dalam jiwa-Nya saat menantikan salib. Murka Bapa atas dosa seluruh dunia akan dicurahkan kepadaNya di kayu salib. Hingga ada permintaan (doa) Yesus: “selamatkanlah aku dari saat ini.”

Dalam Katekismus Singkat Westminster mendefinisikan doa (no 98): “doa adalah persembahan keinginan kita kepada Tuhan, untuk hal-hal yang sesuai dengan kehendak-Nya, dalam nama Kristus, dengan pengakuan dosa-dosa kita, dan ucapan syukur atas belas kasihan-Nya”. Doa bukan untuk membujuk Tuhan tetapi doa adalah menyesuaikan keinginan kita dengan kehendak Tuhan agar kita semakin berubah. Doa adalah mesin pengudusan kita. Doa Bapa Kami setiap minggu kita ucapkan: “Jadilah kehendak-Mu!”. Doa Yesus yang pendek di ayat 27 diakhiri dengan Soli Deo Gloria. Yesus rela menderita dan mati di kayu salib, demi dosa-dosa kita sehingga TUHAN dimuliakan. Itulah inti dari doa. BAPA telah menerima kemuliaan melalui kehidupan Yesus Kristus, tetapi DIA akan menerima kemuliaan maksimal saat DIA menyelesaikan misiNya di kayu salib.

  1. Kekuatan Salib (ayat 31-33)

Tentu salib melambangkan kasih karunia, belas kasihan, dan pengampunan dosa, tetapi menurut Yesus salib juga melambangkan penghakiman. Suara surga seperti guntur. Orang banyak mendengarNya. Bila mereka menolak salib, mereka akan dikutuk.

Saat DIA ditinggikan di kayu salib, IA akan menarik orang-orang dari mana saja kepada-Nya. Cengkeraman Setan terhadap dunia telah melemah. Kuasa salib akan menarik banyak orang dari cakar setan. Kematian Yesus akan membinasakan Iblis.

  1. Berjalan Dalam Terang (ayat 34-36)

Orang Yahudi pada umumNya memahami Lima Kitab Musa yaitu Taurat bahwa Kristus, atau Mesias, akan hidup selamanya, tetapi Yesus mengatakan bahwa Anak Manusia akan/harus mati. Maka konsep Mesias menurut Musa bentrok dengan pernyataan Yesus bahwa IA pasti mati tergantung di Golgota

Yesus tidak menanggapi ide teologis pendengar. Yesus, memberi tanggapan berbeda dengan berkata “hanya sedikit waktu” maka ditegaskan agar orang2 Yahudi: (1) Berjalanlah selama TERANG itu ada padamu (2) Percayalah kepada TERANG itu. Yesus menyebut dirinya sebagai TERANG. Yesus dengan murah hati menawarkan diri-Nya kepada orang banyak.

Narasi Yohanes di ayat 36, menyatakan Yesus menghilang secara berkala ketika keadaan menjadi tidak menentu. Yesus menghilang (bersembunyi) untuk memberi mereka gambaran teologis tentang bagaimana jadinya jika IA tidak ada. Jika tidak ada penyalibanNya, terang hidup tidak akan dialami manusia berdosa. Manusia akan mengalami kesulitan besar, bencana besar, bahaya besar, maut terbesar. DIA harus ada –tidak menghilang – di hati manusia.

Yesus diabaikan atau diterima, Ia akan tetap pergi melaksanakan kehendak BAPA. Penyaliban, kematianNya. Di permukaan, salib tampak begitu jahat, tidak adil, dan salah, tetapi sebenarnya salib itu mulia, indah, dan baik.