Puntung Yang Ditarik Dari Api — Zakaria 3:1-10

LD Tonny Mulia Hutabarat
Rabu, 28 Agustus 2024

Puntung Yang Ditarik Dari Api — Zakaria 3:1-10

Lalu berkatalah Malaikat TUHAN kepada Iblis itu: “TUHAN kiranya menghardik engkau, hai Iblis! TUHAN, yang memilih Yerusalem, kiranya menghardik engkau! Bukankah dia ini PUNTUNG YANG TELAH DITARIK DARI API?” (Zec 3:2)

Yosua di sini dalam konteks liturgi dalam kapasitasnya sebagai imam besar yang melayani di altar Tuhan. Namun cepat menjadi sebuah pengadilan. Iblis menuduh Yosua di hadapan pengadilan surgawi untuk mengajukan gugatannya dan menuntut kehancuran Yosua.

Zakharia pasal 3, sebuah pengingat akan peperangan rohani dalam konteks kehidupan. Iblis setiap saat akan datang mendakwa kita dihadaan Tuhan atas dosa yang kita lalukan. Setan, yang urusannya mengajukan tuntutannya terhadap anak-anak Tuhan; dalam kasus ini terhadap Yosua, imam besar, Iblis terus-menerus mencari kecaman dan kehancurannya.

Dan inti dari Zakharia pasal 3, ditunjukkan penyediaan TUHAN –kasih karunia- saat kita menghadapi kejahatan si jahat (Iblis). Dipaparkan:

(1). Pembelaan TUHAN

Yosua didakwa, dituduh, diadili, di hadapan Hakim Surgawi. Jaksa penuntut Setan siap untuk menuduh seperti memuntahkan selongsong peluru dari senhata AK47. Memang Yosua berdiri di hadapan malaikat itu dengan mengenakan pakaian kotor (3:3), tetapi malah pakaian kotornya ditanggalkan.

Kata “kotoran” menyatakan Yosua najis, secara harafiah dan secara ritual. Dia tampil di hadapan Tuhan dalam keadaan yang sama sekali tidak dapat diterima, dihina, dan keji. Ini adalah representasi yang kuat dari Yosua, si pendosa. Dan yang Setan perlu lakukan hanyalah menunjuk. Buktinya tidak dapat disangkal. Ya, Yosua memuakkan dan menjijikkan dalam kekotorannya. Faktanya cukup buruk. Iblis memiliki cukup bukti. “Jaksa Pembela” tidak mungkin melawan fakta. Hukuman pasti dijatuhkan!

Kutukan malaikat Tuhan, kutukan murka Ilahi – sungguh menakjubkan bukan – kutukan Tuhan jatuh bukan pada si tertuduh –Yosua- tapi pada si penuduh (3:2). Seringai percaya diri yang muncul di wajah Setan segera hilang ketika malaikat Tuhan membela umat-Nya.

Kutukan yang Setan inginkan terhadap Yosua adalah kutukan yang ia harap akan menimpa semua penduduk Yerusalem. Namun Tuhan telah memilih mereka. Mereka adalah orang-orang pilihan-Nya, yang berharga bagi-Nya, dan semua orang yang dipilih-Nya DIA bela. (lih 3:2 bdk Roma 8:33-34). Faktanya, Yosua bukannya diserahkan ke dalam api penghakiman, bahkan tidak diragukan lagi membuat Iblis kecewa, malah dijadikan “sebuah puntung yang diambil dari api”, diselamatkan dari kobaran api terakhir murka TUHAN yang kekal. Terhindar dari penghakiman yang akan datang karena kemurahan dan anugerah Tuhan yang tak terbatas. Kita adalah puntung yang diambil (ditarik) dari api. Yosua dibela. Yesus membela kita orang percaya.

(2). Pembersihan Disediakan Tuhan

Selain pembelaanNya, diberikanNya pembersihanNya (baca :3: 4-5). Malaikat Tuhan memberi tahu para pelayan-Nya untuk melepaskan pakaian kotornya. Kesalahannya dijauhkan dan diberikan pakain bersih dan serban putih. Di serban putih itu tertulis kata deklarasi “Kudus Bagi Tuhan” (lih. Keluaran 28:36) dengan warna emas.

Pelajaran penting: Yosua tidak membuka mulutnya. Malaikat membelanya. Malaikat itu menyucikannya. Yosua tidak membela dirinya sendiri. Dia tidak percaya pada pekerjaannya sendiri untuk menghilangkan noda dosanya. Sebaliknya, ia bersandar sepenuhnya pada pekerjaan Malaikat Tuhan (Kristus). Kita tidak perlu membela diri sendiri, atas nama kita sendiri ketika dia datang melawan kita untuk menuduh. Kita perlu mengingat hanya Yesus yang telah bertindak untuk kita dan kita berjubah kebenaran-Nya.

(3). Tantangan Baru Diumumkan Oleh Tuhan

Perhatikan pemberian kesucian diiukuti dengan: “kemauan kuat berjalan di jalan-Nya, menjalankan perintah-Nya, melayaniNya di rumahNya dengan setia.” Setelah dosanya diampuni, Yosua dipanggil dan ditugaskan untuk hidup bertumbuh, kekudusan dan ketaatan pribadi. Taat kudus dan taat full heart dalam pelayanan. Robert Murray M’Cheyne menulis: “dalam ukuran besar, kesuksesan akan ditentukan oleh kemurnian dan kesempurnaan instrumennya. Yang diberkati Tuhan bukanlah talenta-talenta besar, melainkan kemiripan yang besar dengan Yesus. Seorang hamba Tuhan yang suci adalah senjata yang mengerikan di tangan Tuhan.”

Tidak ada gunanya berdoa, tidak ada gunanya membaca Alkitab, tidak ada gunanya datang ke gereja pada Hari Tuhan untuk mencari perjumpaan rohani dengan Tuhan jika tidak serius dalam menangani dosa. Ketaatan dan kenikmatan persekutuan sejati dengan TUHAN melalui Roh-Nya melalui Firman-Nya biasanya berjalan beriringan.

  1. Pembebasan Sempurna

Perhatikan ayat 9 tugas Mesias “menghapuskan kejahatan di negeri ini dalam satu hari.” Sang Tunas, Permata Bermata Tujuh dan Tuhan Semesta Alam menebus dosa dengan menderita dengan hukuman ilahi yang adil bagi kita. Imam Besar Sejati, yang tidak mengenal dosa, yang dijadikan dosa karena kita agar kita menjadi benar. Dia tidak mati selamanya, cukup beberapa menit sebelum senja di jumat suci untuk menebus seluruh dosa umat pilihanNya.

Pakaian kotor yang diambil dari Yosua diberikan kepada orang lain. Yesus memakainya ketika Yosua melepasnya. Yesus mengambil pakaian kotor kita, memakainya menggantikan kita, dan menjadi sasaran kehancuran yang mana Setan dengan tepat memohon di hadapan pengadilan surgawi. Murka TUHAN dicurahkan atas dosa kita, namun tidak menimpa kita; itu jatuh pada pengganti kita, Tuhan Yesus Kristus. DIA telah mati agar Yosua dapat hidup. DIA telah mati agar kita dapat hidup.

“Ketika Setan menggoda saya untuk putus asa dan memberi tahu saya tentang rasa bersalah di dalam diri saya, saya melihat ke atas dan melihat DIA di sana, yang mengakhiri semua dosa saya. Karena Juruselamat yang tidak berdosa telah mati, jiwa saya yang berdosa dianggap bebas. Karena TUHAN orang benar merasa puas, memandang DIA dan mengampuni saya.”