Kembali Kepada Tuhan – Zakaria 1:1-6

LD Tonny Mulia Hutabarat
Minggu 25 Agustus 2024

Kembali Kepada Tuhan – Zakaria 1:1-6

Pelayanan Zakharia pada 520 SM. Tujuh puluh tahun sebelumnya, Raja Nebukadnezar, Raja Babilonia, telah menaklukkan Yehuda, menawan banyak orang, mendeportasi mereka seolah-olah ke pengasingan di Babel. Mereka telah mengungsi. Mereka telah tinggal di negeri asing. Namun pada tahun 539 SM, Cyrus, Raja Media, berkuasa dan ia mulai mengizinkan kembali ke Yerusalem.

Ezra sezaman dengan Zakharia. Di bawah kepemimpinan Ezra, renovasi pembangunan bait suci diselesaikan. Namun dalam enam ayat pembukaan kitab Zakharia tampak mengejutkan memanggil umatNya untuk introspeksi diri, berubah dan kembali kepada Tuhan. Apa pesan nabi Zakaria?

  1. Memiliki Arah Baru – 1:3

Kejutan perkataan nabi adalah: “Tuhan sangat murka atas nenek moyangmu” (1:2). Bagi pendengar aslinya, akan terasa seperti mengoleskan garam pada luka lama. Sebab mereka baru keluar dari penjajahan Babel. Preambul khotbah yang tidak lembut. Terdengar kasar, menampar dan melukai. Tetapi pesan khotbah yang bukan bukan basa-basi. Mereka kembali dipanggil untuk bertobat.

Dosa-dosa khusus yang menimpa mereka adalah kelalaian tanggung jawab. Yang salah bukanlah apa yang telah mereka lakukan, melainkan apa yang tidak mereka lakukan. Mereka selama ini merawat diri mereka sendiri, mengatasi luka-luka mereka, membuat hidup mereka senyaman mungkin di tengah kemiskinan yang parah dan ketidakpastian politik pada zaman mereka. Mereka tidak punya waktu untuk pergi ke bait suci, tidak ada energi yang tersisa untuk pergi ke rumah Tuhan. Hidup itu sulit, mereka melakukan yang terbaik dari banyak hal buruk. (bdk dalam kitab Hagai, mereka lebih mengutamakan perbaikan papan dan sandang dari pada beribadah).

Ketika keadaan menjadi sulit dan biaya pemuridan tampak sangat mahal sehingga kehilangan pandangan akan status Umat Tebusan – sebuah ras terpilih, sebuah kerajaan imamat, sebuah bangsa yang kudus – dan kita malah menerima dosa dengan tolerasi penudah pada sekulerisme. Seruan Zakharia adalah untuk menjadi non-konformis pada nilai2 duniawi. Berbeda, terpisah, suci.

II. Kesalahan Lama Yang Harus Kita Hindari (1:4-5)

Sebelum pembuangan, Tuhan telah mengutus para nabi ke Yehuda dengan peringatan dan seruan untuk bertobat. Diutusnya Yesaya, Yeremia, Yehezkiel agar bertobat dan tidak mengulangi dosa seperti nenek moyang mereka (bdk Yes 45:22, Yeremia 18:11, baca).

  1. Kebenaran Abadi yang Harus Kita Percayai

Arah baru yang harus kita hadapi, kesalahan lama yang harus kita hindari, lalu akhirnya ada kebenaran abadi yang harus kita percayai. Para pengkhotbah, datang dan pergi. Hanya ada satu Batu Karang yang kokoh untuk menyandarkan seluruh kepercayaan diri. Hanya ada satu standar yang pasti dan tidak berubah yang harus selalu kita perhatikan. Bukan contoh yang salah dari nenek moyang kita, bukan model tidak sempurna yang diberikan oleh para pengkhotbah kita. Kita harus memperhatikan perkataan dan janji Tuhan. Firman dan ketetapan-Nya bertahan selamanya. Ancaman-Nya tidak pernah sia-sia dan janji-janji-Nya sangat pasti.

Firman Tuhan, yang diberitahukan pada kita di ayat 6, “telah sampai” kepada nenek moyang mereka. Istilah “telah sampai” pada Alkitab versi Inggris semisal KJV, NIV, JPS adalah “overtake”. Dlm bhs Ibrani adalah “nasag” artinya “muncul melewati”. Gambaran “muncul melewati” adalah sebuah mobil patroli jalan raya yang berhenti di samping kita menepikan kita karena ada sebuah pelanggaran. Firman Tuhan datang secepat kilat (tiba-tiba) menangkap kita, membawa kita ke tepi jalan dan memberikan ancaman hukuman.

Zakharia berkata, “Tuhan menepati janji-Nya.” Artinya, rahmat yang dijanjikan-Nya di sini sama pastinya dengan ancaman murka-Nya. Dia siap dengan rahmat untuk membasuh bersih semua orang yang kembali kepada-Nya. “Kembalilah kepada-Ku,” Dia berkata, “dan Aku akan kembali kepadamu.” Jika melihat bagian selanjutnya dari nubuatan Zakharia, akan menggambarkan sosok misterius berjalan di antara pepohonan di hutan murad (1:10). Ini sebenarnya gambaran Eden yang dipulihkan. Tuhan yang berdiam di antara umat-Nya. Ini adalah janji yang akan digenapi sepenuhnya di dalam Tuhan Yesus yang di dalamnya DIA menjadi manusia dan tinggal di antara kita. Dialah yang di dalamnya BAPA menepati janji belas kasihan-Nya kepada orang-orang berdosa yang bertobat seperti Anda dan saya. Di dalam Kristus, BAPA mempunyai kasih karunia bagi orang yang paling bandel di antara kita. Jadi sejauh apa pun kita mengembara, kembalilah kepada Yesus. Dia membayar dosanya. Dia akan membuat bersih. Dan DIA akan memulihkan persekutuan kita dengan Tuhan.

Baris terakhir khotbah Zakharia di sini berakhir dengan pertobatan umat, 1:6: … ”Maka bertobatlah mereka” … Panggilan yang sama ditujukan pada kita saat ini: kembalilah kepada Tuhan Yesus!,