Mulut Yang Ditebus Menjadi Sehat … Yakobus 3:1-12

LD Tonny Mulia Hutabarat
Jumat 16 Agustus 2024

Mulut Yang Ditebus Menjadi Sehat … Yakobus 3:1-12

Penelitian menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan berbicara rata-rata 16.000 kata sehari. Yakobus pasal 3:1-12 mengungkapkan lima point tentang ucapan bibir:

  1. Bertanggung Jawab (ayat 1)

Kata-kata yang dipilih, disusun, dan diucapkan dengan cermat telah menyatukan, membangun serta membawa perdamaian dan kemakmuran. Sebaliknya dapat menghancurkan menyesatkan, menipu atau memicu perang dan pemberontakan, kesengsaraan, kematian yang tak terhitung banyaknya.

Yakobus mengatakan ‘Jangan banyak guru.’ (ayat 1). Maksudnya harus berpikir dua kali berkata-kata mengajar. kecerobohan berkata akan berdampak buruk dan mendatangkan kutukan pada diri sendiri.

  1. Kecenderungan Dosa yang Buruk (ayat 2)

Dosa menyebabkan perkataan menjadi buru (bdk Roma 3:13-14). Mulut yang berdosa cenderung menyesatkan semua orang. Berbagai macam dosa perkataan: berbohong atau setengah benar, membuat tuduhan palsu, memberikan laporan yang terlalu dibesar-besarkan atau tidak jujur, membual, memfitnah, mengutuk, menggunakan kata-kata vulgar, memfitnah, dan menyanjung. Yakobus menunjukkan bahwa lidah sebenarnya adalah bagian tubuh yang paling sulit dikendalikan.

  1. Keajaiban Lidah (ayat 3-6)

Yakobus membandingkan organ lidah dengan tiga hal: (1) potongan logam kecil (disebut ‘mata’) yang ditempatkan di mulut kuda untuk mengarahkan gerakannya, (2) kemudi kecil di bagian belakang kapal besar yang dapat memutarnya, dan (3) api kecil yang dapat menghanguskan seluruh hutan menjadi abu. Inti dari ilustrasi ini sama: kita tidak boleh meremehkan kekuatan ucapan … bisa baik dan buruk.

  1. Kemampuan Menjinakkan Lidah (ayat 7,8,12)

Lidah yang terkendali dijinakkan) hanya dapat terjadi melalui regenerasi dan kekuatan Roh Kudus (baca Gal 5:16). Kuasa Roh Kudus tersedia bagi setiap orang Kristen yang dilahirkan kembali sehingga lidahnya diberdayagunakan dengan baik (baca Gal 5:22-23, terkhusus pengendalian diri –self denial).

  1. Kesadaran Terus Menerus Mengendalikan Lidah

Sebuah analogi diberikan dalam ayat 11 tentang sebuah mata air yang terkadang mengeluarkan air tawar yang manis, namun terkadang mengeluarkan air pahit yang mengerikan. Mulut seperti aliran air. Perkataan apa yang mengalir dari mulut kita. Seharusnya bukan yang pahit dan tawar. Mulut juga digambar seperti pohon (ara dan anggur). Pohon anggur tidak pernah membuahkan ara. Maka mulut yang telah ditebus Kristus seharusnya membuahkan: (i) kejujuran (ii) penuh kasih (iii) tulus (iv) sopan dan hormat.