Mempertahankan Kebenaran Injil

LD Tonny Mulia Hutabarat
Jumat, 14 Juni 2024

Mempertahankan Kebenaran Injil … Galatia 2:1-14

Rasul Paulus memberitahukan tiga tindakan yang berkaitan dengan kebenaran Injil:

I. Melestarikan Kebenaran Injil (1-5)

Paulus menghabiskan 14 tahun memberitakan Injil tanpa pengawasan dari rasul lainnya. Paulus tahu bahwa dia sedang memberitakan satu Injil yang benar, namun kekhawatirannya adalah bahwa para rasul terpecah belah.

Paulus menunjukkan fakta bahwa meskipun Titus tidak disunat, rasul-rasul lain tidak mengharuskan dia untuk disunat. Kecuali para “Judiazer”. Mereka ingin menambahkan sesuatu pada iman mereka agar dapat diselamatkan, namun Paulus tidak mau menyerah. Paulus berjuang mati-matian untuk mempertahankan kebenaran Injil. Paulus tetap pada pendiriannya tanpa kompromi. Melestarikan kebenaran Injil memerlukan komitmen untuk…

II. Mewartakan Kebenaran Injil (6-10)

Paulus tidak merendahkan rasul-rasul lain, namun menanggapi pandangan berlebihan kaum Yudais terhadap mereka. Injil bukanlah iman ditambah sunat. Keselamatan selalu diperoleh melalui iman di dalam Kristus saja. Paulus dan Petrus sama-sama menunjukkan komitmen penginjilan yang lebih dari sekedar hidup sebagai orang Kristen. Kita harus melestarikan Injil dan memberitakannya, namun banyak yang…

III. Memalsukan Kebenaran Injil (11-14)

Petrus tahu bahwa Kristus telah mendamaikan bangsa-bangsa bukan Yahudi (perhatikan Kis 10-11). Awalnya Petrus tidak punya masalah makan bersama orang bukan Yahudi (12), namun begitu “pesta sunat” tiba, Petrus mengubah tingkah lakunya.

“Kemunafikan” secara harfiah berarti “bermain akting.” Bertindak munafik berarti mengatakan satu hal, tetapi melakukan hal lain. Petrus memberitakan Injil yang benar, namun tindakannya bertentangan langsung dengan kebenaran. Ketakutan terhadap manusia adalah salah satu dosa yang menimpanya. Petrus dituduh munafik bersama dengan sekelompok besar orang percaya Yahudi. Setiap orang menjadi munafik ketika mereka berada dalam kondisi terburuknya. Indikasi ketidakkonsistenan yang melekat dalam diri Petrus. Kemunafikan menjamur di dalam jemaat Kristen. Karena gagal memenuhi standar kebenaran yang terpampang nyata.

Hukum “pentahiran”, “sunat” dll menunjukkan bahwa pencucian luar tidak akan pernah membuat seseorang benar-benar bersih. Meskipun sunat menjadi isu utama di Galatia, Paulus menyadari bahwa prinsip doktrin Kekristenan sedang dipertaruhkan. Jika sunat diperlukan, maka kita tidak diselamatkan hanya karena kasih karunia. Keselamatan bukanlah kebebasan, namun perbudakan pada hukum. Namun, Kristus membawa kebebasan, perhatikan 5:1-13. Menambahkan apa pun pada iman agar seseorang dapat diterima oleh Tuhan berarti menghilangkan kebebasan. Paulus menyebut para Judiazer ini sebagai “saudara-saudara palsu”. Mereka tertipu. Mereka pikir mereka menghormati Tuhan dengan melakukan hal yang benar. Namun kenyataannya, mereka berada dalam perbudakan. Mereka belum merasakan kebebasan yang ditawarkan dalam Kristus.

Tujuan dari hukum “pentahiran”, “sunat” dll syarat agama PL adalah untuk menunjukkan bahwa kita memerlukan Juruselamat. Hukum agama menunjukkan kepada kita bahwa kita tidak akan pernah bisa membuat diri bersih melalui kepatuhan lahiriah. Jika itu benar, maka kita harus bertobat bahkan dari upaya terbaik kita. Kita harus menyadari bahwa kebersihan bukanlah sesuatu yang kita peroleh dengan perbuatan, melainkan sesuatu yang kita terima dengan iman. Itulah kebenaran Injil yang patut dilestarikan dan diberitakan.