LD Tonny Mulia Hutabarat
Selasa, 4 Juni 2024
PEMBEBASAN DARI ATAS
Sebab sekalipun engkau pada saat ini berdiam diri saja, bagi orang Yahudi akan timbul juga pertolongan dan kelepasan dari pihak lain, dan engkau dengan kaum keluargamu akan binasa. Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu.” Maka Ester menyuruh menyampaikan jawab ini kepada Mordekhai: “Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangkupun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati. (Ester 4:14-16)
Kota Susa dikejutkan dengan dekrit kerajaan Babel karena seluruh Yahudi harus dibunuh yang berada di seluruh provinsi. Segera Mordekai merobek pakaiannya, mengenakan kain kabung dan abu, lalu pergi ke kota sambil meratap dengan keras dan sedih (4:1-2). Protes Mordekai terfokus pada Esther, istri Xerxes untuk mendapatkan perhatiannya tentang rencana pembantaian kaumnya. Mordekai dan seluruh Yahudi menghadap Tuhan tiga kali sehari. Ada Raja di surga yang mengasihi dan menjaga. Tuhan akan memberikan jalan keluar.
Ester dipanggil untuk bertindak dalam terang firman yang hidup. Kesempatan sebagai ratu adalah persiaan yang diberikan untuk melepaskan bangsanya. Tuhan akan menyelamatkan umat-Nya; tidak ada keraguan tentang itu. Sebelum ha ini terjadi, Ester memaklumkan puasa.
Ada tujuan besar berpuasa, yaitu untuk merendahkan jiwa, menyangkal diri, menundukkan tubuh dan hawa nafsu kita pada kehendak Tuhan, membangkitkan pengabdian kita kepada Tuhan, saksi penyesalan hati, mengingat kelemahan/dosa atau ketidaklayakan. Ester berpuasa untuk memperkuat keteguhan tindakannya mendekati/berdiplomasi dengan raja. Puasa yang dikerjakannya membuatya memahami misi hidupnya sebagai ratu untuk menyelamatkan umatNya. Keberanian yang sederhana keluar dari batin Ester. Berani menghadap raja. berani membuka aib Haman. Diluar dugaan Tuhan menggelisahkan hati raja untuk mengenang kembali jasa Mordekai yang telah membuka rahasia persekongkolan musuh untuk membunuh raja. Dan raja menganugerahkan hadiah. Ester diberanikan untuk “melawan” Haman. Tiang gantung yang disediakan untuk Mordekai berbalik diserahkan ke leher Haman. Dan seluruh kolega Haman dibinasakan.
Yesus dengan gagah berani, menuju salib kejam, ditinggalkan oleh Bapa-Nya, karena kegelapan dan kutukan, dijadikan dosa bagi kita – Yang yang kudus dan tak berdosa. Berdoa bertalu-talu di Getsemani agar fokus dalam misi kematianNya. Kematian yang tidak dapat dikesampingkan. Karena kematianNya satu2nya obat penawar kebinasaan. Seluruh dosa manusia harus dilawan dengan kematianNya agar umatNya memperoleh kehidupan kekal.
Betapa Tuhan sangat sayang pada umatnya. Tidak ada senjata yang ditempa untuk melawan musuh. Zakharia 2:8: Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam, yang dalam kemuliaan-Nya telah mengutus aku, mengenai bangsa-bangsa yang telah menjarah kamu sebab siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mata-Nya. Pupil mata adalah bagian tubuh yang paling lembut, memberi tahu kita betapa lembutnya kasih Tuhan kepada kita. Kalau orang meninju bahu kita, mencubit lengan, atau menendang kaki, kita tidak akan merasakan sakit seperti jika mereka menusukkan kuku jarinya ke mata kita. Saat itulah Tuhan bertindak keras kepada musuh2 umatNya. Jadi inilah Tuhan Yang Mahakuasa yang memegang seluruh bumi di tanganNya dan Dia bersabda, “siapa pun yang menyentuhmu, menyentuh biji mataKu.” DIA melindungi umatNya dengan cinta yang tak terukur.