Tunjukkan Identitas Kristenmu

LD Tonny Mulia Hutabarat
Senin, 3 Juni 2024

Tunjukkan Identitas Kristenmu – Ester 4:12-17

Ketika disampaikan orang perkataan Ester itu kepada Mordekhai, maka Mordekhai menyuruh menyampaikan jawab ini kepada Ester: “Jangan kira, karena engkau di dalam istana raja, hanya engkau yang akan terluput dari antara semua orang Yahudi. Sebab sekalipun engkau pada saat ini berdiam diri saja, bagi orang Yahudi akan timbul juga pertolongan dan kelepasan dari pihak lain, dan engkau dengan kaum keluargamu akan binasa. Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu.” Maka Ester menyuruh menyampaikan jawab ini kepada Mordekhai: “Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangkupun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati.” Maka pergilah Mordekhai dan diperbuatnyalah tepat seperti yang dipesankan Ester kepadanya.

Mengidentifikasi diri sebagai seorang Kristen bisa jadi rumit, terutama ketika hidup dan bekerja di budaya yang memiliki bias anti-Kristen. Di satu sisi, bijaksana dan sabar dalam memberikan kesaksian. Umat Kristiani dipanggil untuk beriman di depan umum. Adakah resikonya?

Ester (Yahudi tulen) sudah berada di tampuk kekuasaan namun ancaman kematian dihadapi oleh umat Tuhan. Tetapi Ester masih menyembunyikan latar belakangnya, kita tidak diberitahu alasannya. Haman memprovokasi Raja untuk membinasakan seluruh umat Yahudi di kerajaan Ahasyweros. Pilihan nyata apa yang dimiliki seseorang dalam situasi seperti ini?

Mordekai, mendesaknya untuk menggunakan koneksi politiknya dan mempertaruhkan tempatnya di istana demi menyelamatkan rakyatnya (4:13-14). Tapi Ester takut. Mendekati raja tanpa diminta adalah pelanggaran berat yang hanya bisa diampuni oleh raja dan, meskipun dia adalah ratu, tidak ada jaminan dia akan menerima belas kasihannya. Ester tidak memiliki visi kenabian atau janji alkitabiah untuk mengklaim keselamatannya. Dia harus memutuskan apakah akan mengidentifikasi dirinya dengan umat Tuhan atau tidak.

Pikiran Mordekai jelas—nyawanya mungkin hilang jika dia menghadap raja, namun pasti akan hilang jika dia tidak melakukannya. Maka Ester menjawab “lakukanlah puasa untukku dan berkata: “aku akan menghadap raja, meskipun itu melanggar hukum, dan jika aku binasa, aku pun binasa”. Ester berubah dari seorang wanita muda yang berkompromi menjadi seorang ratu dewasa yang memberi perintah. Panggilan Mordekai untuk bertindak menyebabkan Ester menyadari bahwa dia tidak berada di istana untuk dirinya sendiri, tetapi untuk orang lain.

Beberapa dari kita berada dalam posisi yang berpengaruh dalam publik. Kita menghadapi identitas dalam situasi rumit yang mungkin merugikan. Apakah kita dengan terang benderang menyatakan sebagai aktivis gereja?

Ester sebagai teladan apakah akan menghancurkan kita? Yesus sebagai Penebus menyelamatkan kita. Mediator utama yang mempertaruhkan istana dan kekayaannya untuk menyelamatkan. Saat menghadap Raja, dia tidak mengatakan “Jika aku binasa, aku binasa,” tetapi “ Saat aku binasa, aku binasa.” TUHAN-lah yang menjadi rasa aman, berharga, dan berharga bagi kita, kita bisa mempertaruhkan istana kita—posisi, koneksi, karier, dan kekayaan—karena, di dalam DIA, kita benar-benar bebas. Ketika Injil menjadi semakin berharga bagi kita, kita mulai menyadari bahwa pertanyaan-pertanyaan ini bukan hanya mengenai diri kita sendiri, namun juga mengenai orang lain. Ketika kita berada dalam posisi yang berpengaruh dan terbuka mengenai identitas kita sebagai umat TUHAN, kita dapat menjadi bagian dari penebusan-Nya atas umat-Nya (Filipi 2:6-11).

Dimanapun kita berada saat ini, adalah karya TUHAN, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik (Ef. 2:10). Kita memiliki karunia, kemampuan, bakat, kelemahan, penderitaan, dan pengalaman tertentu yang memungkinkan membantu orang-orang tertentu—walaupun hal itu mungkin merugikan. Misi kita bukan untuk diri sendiri, tetapi untuk orang lain.