LD Tonny Mulia Hutabarat
Jumat 19 April 2024
Dosa & Kutuk Berpaling Pada Arwah … Imamat 19:31
Janganlah kamu berpaling kepada arwah atau kepada roh-roh peramal; janganlah kamu mencari mereka dan dengan demikian menjadi najis karena mereka; Akulah TUHAN, Allahmu
Komunikasi dengan dunia roh adalah sesuatu yang tetap populer sejak lama dalam budaya masa kini, meskipun ada larangan yang jelas dalam Alkitab. Entahkah seseorang membaca kartu tarot, membaca telapak tangannya, membaca horoskop, atau pergi ke pemanggilan arwah, atau sekedar “nyekar” di makam, ia terlibat dalam spiritualisme yang dikutuk dengan keras oleh Alkitab. Karena ini adalah praktik yang umum dan hampir ‘normal’, mari kita periksa hukum dan catatan Alkitab yang berhubungan dengan praktik terlarang ini.
Konteks ayat 19:31 berada dalam payung konsep praktis kekudusan hidup yang ditujukan kepada seluruh Israel sebagai umat Tuhan (19:1-2). Saya bukan orang Israel-Yahudi, apakah instruksi ini tidak berlaku untukku? Tentu berlaku, bdk Roma 15:4 Jadi apa yang bisa kita pelajari dari Im 19:31?
Im 19:31 berbicara tentang roh dan penyihir. Roh ini adalah roh iblis – roh jahat yang secara aktif berperang melawan Tuhan. Penyihir dioperasikan/dikendalikan roh iblis itu. Penyihir dan roh iblis menajiskan pengikutnya.
Kata “berpaling” yang dipakai bahasa Inggris kuno adalah “regard” diterjemahkan menjadi “respect” di zaman modern, artinya “memperhatikan” atau “menerima nasihat dari.” Pada Israel zaman dahulu tidak boleh menghormati, memperhatikan, atau menerima nasihat orang yang kerasukan roh jahat. Israel kuno juga tidak boleh mencari orang-orang yang mengoperasikan (atau dioperasikan oleh) roh jahat. Tuhan tidak ingin Israel dinajiskan oleh mereka.
Tuhan mengingatkan Israel bahwa DIALAH Tuhan mereka (tuan, penguasa, yang harus mereka mintai pertolongan). Israel perlu mendapatkan nasihat dari Tuhan yang mengasihi mereka bukan dari roh iblis.
Alkitab sama sekali tidak ambigu mengenai mengenai ilmu gaib. Dengan jelas mengutuk praktik ilmu sihir, lihIm 20:6. Perhatikan kasus kematian Raja Saul. Bdk juga Ul 18:9-14 yang menyebut orang yang melakukan ilmu sihir, peramal, penafsir tanda, dukun, tukang sulap, cenayang, ahli roh, ahli nujum, dan peramal sebagai kekejian bagi Tuhan.
Perjanjian Baru sama kecamannya dengan Perjanjian Lama. Paulus mencantumkan ilmu sihir sebagai perbuatan daging, yang disebutkan di antara “penyembahan berhala” dan “kebencian” (Gal 5:20, 1 Sam 15:23). Yesus dan para rasul berjuang melawannya. Paulus menentang Elimas si penyihir (lih KPR 13:10) yang memutarbalikkan jalan lurus Tuhan. Di KPR 16:16 mengungkapkan bahwa seorang gadis budak peramal, yang sangat mengganggu Paulus karena mengikutinya selama berhari-hari, sebenarnya kerasukan setan, “roh tenung.” Wahyu pasal kedua hingga terakhir menyatakan dengan jelas bahwa para ahli sihir akan dilemparkan ke neraka – dalam Lautan Api (Wahyu 21:8, 22:15).
Teks Alkitab di atas bukti narasi kuat bahwa Tuhan menyatakan praktek segala bentuk okultisme sebagai suatu kebiadaban moral. DIA sama sekali tidak terlibat di dalamnya dan ingin umat-Nya menghindarinya, melarang mereka berkonsultasi atau mencoba-coba dengan cara apa pun. Hal yang paling penting ini menunjukkan bahwa TUHAN tidak ada hubungannya dengan peristiwa di En Dor, kecuali membiarkan peristiwa itu mewujudkan tujuan-Nya, menyingkirkan Saul dan menempatkan Daud di atas takhta Israel.
Praktik meminta bantuan pada dunia roh iblis atau arwah adalah tindakan yang tidak setia, berbahaya, dan kotor. Kekotoran batin terjadi karena membuka diri terhadap kerasukan dan pengaruh setan, prostitusi, penghianatan iman. Mereka yang berkonsultasi dengan perantara (medium roh) adalah budak dari rasa takut mereka dan memberontak serta memusuhi otoritas dan aturan Tuhan.
Apa hukuman terhadap praktik spiritisme. Imamat 20:27 dan Keluaran 22:18 memberikan hukuman mati kepada mereka. Hukum Tuhan tidak mendukung atau melindungi aktivitas tersebut, maka orang-orang Kristen yang mendukung penegakan hukum Tuhan sadar bahwa mereka sendiri tidak mendukung kegiatan-kegiatan tersebut.