LD Tonny Mulia Hutabarat
15 Februari 2024
TUHAN ADALAH RAJA — Mazmur 99:1-9
TUHAN itu Raja, maka bangsa-bangsa gemetar. Ia duduk di atas kerub-kerub, maka bumi goyang. TUHAN itu maha besar di Sion, dan Ia tinggi mengatasi segala bangsa. Biarlah mereka menyanyikan syukur bagi nama-Mu yang besar dan dahsyat; Kuduslah Ia! … (Psa 99:1-3 ITB)
Di dunia ini ada banyak raja yang korupsi, tirani, otoriter, intoleran dan biadab. Tetapi banyak juga yang baik, solidaritas, humble, toleran, demokatis serta tunduk pada hukum, konstitusi, etika dan moral.
Mazmur 93 hingga 100 merayakan kedudukan TUHAN sebagai raja. Terkhusus Mazmur 99 adalah Mazmur Raja tentang:
- Tuhan Raja yang Transenden – ay 1-3
Tuhan memerintah sebagai raja mahakonstitusional, berkuasa atas bangsa-bangsa di seluruh bumi. Bahkan melampaui kerub-kerub – berlaksa2 malaikat. Manusia dan Malaikat ada dalam kuasa kedaulatan pemerintahanNya (bdk Yehezkiel 1). Penampakan malaikat itu merupakan penampakan kemuliaan Tuhan dan kemahatinggianNya. DIA maha besar melampaui bait suci di Sion. TUHAN secara khususnya, berdaulat atas komunitas perjanjian-Nya sendiri (bdk Ibrani 12:22). Di Sion yang baru, seluruh umat mengagungkan DIA.
Tiga bagian mazmur selalu diakhiri dengan “Kuduslah Ia” (lih. ay 3, 5 dan 9). Artinya DIA tak tersamakan, tak tersaingi, tak tertandingi, tak terlampaui dalam segala hal dengan raja-raja di dunia. Intinya “Hanya Tuhanlah yang layak disembah sebagai Tuhan. Tidak ada yang lain.” “Tidak ada yang seperti DIA.” Maka hanya TUHAN-lah dalam hidup kita, tidak ada yang lain.
- Tuhan Raja yang Adil – ay 4-5
TUHAN memerintah dengan keadilan dan integritas. Melampui konstitusi yang diciptakan negara. DIA memerintah tanpa kesalahan sbb DIA maha mengetahui, maha benar. DIA tidak melakukan penyalahgunaan wewenang atau otoritas sbb TUHAN mahamoral dan mahaetika. Seluruh keturunan Yakub sudah mengalami keadilan dan kebenaran Tuhan (lih ay 4c) di pengasingan Mesir, pembelahan laut Teberau, perjalanan padang gurun hingga memperoleh Kanaan dan pengasingan kedua kali ke Babel, TUHAN tetap memerintah dengan adil.
DIA tidak pernah salah menuntun perjalanan hidup umatNya, hingga munculnya Mesias dalam rupa manusia yang tak berdosa. DIA memperjuangkan keadilan di dunia hingga mati. Yang berbeda metode keadilan absolut Marxisme klasik – tapi revolusioner tidak berhasil. Maka pemazmur mengajak umat: “Tinggikanlah dan sembahlah pada tumpuan kaki-Nya”
- Tuhan Adalah Raja Yang Berpribadi Dan Mengungkapkan Dirinya (ay 6-9)
Ayat 6–9 menyatakan Musa, Harun, Samuel dan umat Israel di padang gurun mendengar DIA berbicara dan menyatakan diri dengan tiang awan. Dalam 2 Petrus 1:16-21, Rasul2 juga mengalami penampakan nyata, Yaitu Tuhan Yesus yang mereka lihat, pegang, sentuh dan berinteraksi dengan mereka. Bagian ini mengungkapkan Tuhan yang terlibat – bersama, hadir, berinteraksi- dengan kita. Maka respon umat terhadap pernyataan diriNya adalah taat dan menyembahNya. TUHAN yang mendekati kita, maka kita pun harus mendekatiNya.
Keunikan pengungkapan diriNya akan membongkar dosa manusia (kesombongan, penyembahan berhala, kerusakan etika dan moral dll) tetapi TUHAN menyatakan penyediaan pengampunan (lih ayat 8). Yakub, Musa, Harun, Samuel dan umat di padang gurun adalah orang yang rusak , namun mereka memperoleh hak diampuniNya.
Maka “Pujilah Tuhan di gunung suci-Nya” ajakan permazmur. Sebab Tuhan selalu menjadi Raja. DIA tidak pernah bukan Raja. Maka kita mengasihi Tuhan dengan hati dan jiwa, pikiran dan kekuatan. Menyembah Tuhan sebagai Raja sebab DIA selalu menjadikan kita anakNya (wargaNya). Sebagai anak Raja kita akan diayomi, dilindungi, dirawatNya. Bahkan ketika anak Raja bersalah, ia akan menebusNya. Tuhan sebagai Raja tidak bertindak sewenang2, tetapi menggembalakan kawanan domba (warganya) {bdk Yeh 34, Daniel 7}. Gembala harus mati demi domba-dombaNya untuk menebus seluruh keluarga kerajaanNya. Raja ini, yang tidak hanya dapat dipercaya karena kedudukanNya sebagai Tuhan, kedaulatanNya, kebaikanNya, keadilanNya, tetapi juga dapat dipercaya karena DIA telah mengasihi kita bahkan sampai salib.