LD Tonny Mulia Hutabarat
Sabtu, 24 Februari 2024
Betap Indah Kaki Mereka … Yesaya 52:7, Yohanes 13:1-17, 31b-35
Betapa indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan pembawa berita, yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik, yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion: “Allahmu itu Raja!” (Isa 52:7 ITB)
Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; (Joh 13:14 ITB)
Tidak semua kaki seindah kaki utusan kabar baik yang disanjung Yesaya! Kaki bisa jadi bau, kotor, keriput – seperti halnya sebagian besar kaki murid-murid yang Yesus basuh pada Kamis Putih pertama yang diceritakan dalam Yohanes 13.
Fakta mengejutkan bahwa Yesus harus berkenan membasuh kaki murid-muridnya dan bukan sebaliknya. Yesus sepenuhnya menyadari status dan wewenangnya. Ia mengetahui bahwa ”Bapa telah menyerahkan segala sesuatu ke dalam tangan-Nya” Yoh 13-3 Berkuasa atas segalanya. Meskipun demikian, Yesus mengambil peran sebagai seorang pelayan.
Ide proklamasi yang diberitakan pada Kamis Putih adalah inti keutamaan Kristiani yaitu pelayanan yang rendah hati dan kasih kepada orang lain.
Yesus tidak sekedar membasuh kaki mereka namun juga memberikan contoh bagaimana para pengikutnya harus hidup bersama (ay 15). Tetapi yang lebih penting adalah tindakan nyata-Nya terhadap tubuh para pengikut-Nya – kaki mereka yang kotor, bau, dan keriput – Yesus menahbiskan peran sentral yang harus dimiliki yaitu keutamaan kasih dan pelayanan yang rendah hati dan memberi diri sendiri dalam komunitas-komunitas yang percaya pada salib dan kebangkitanNya. Tindakan lebih kuat dari pada kata-kata. Terbaca di ayat 34-35, harus “…saling mengasihi seperti Yesus mengasihi.
Konstitusi Yesus dalam komunitas Kristen adalah seputar pemberian diri, cinta dan pelayanan yang rendah hati, yang merupakan visi moral yang berlawanan dengan budaya. Dengan visi ini, kita dijauhkan jauh dari strategi kepemimpinan dunia yang dirancang untuk meningkatkan produktivitas dan status “pemimpin efektif” yang mengetahui cara mengelola orang lain dan, bila perlu, melangkahi mereka. Kita dijauhkan dari egoisme ideologi ekonomi kapitalis dan pencarian kekuasaan, keuntungan, dan dominasi yang begitu terkenal dalam dunia politik. Cara mengikuti Yesus berbeda.
Pada Kamis Putih itu, “terlihat kaki yang indah” (dibersihkan) — seperti yang dicatat dalam Yesaya 52:7. Kita mungkin berpikir bahwa keindahan pemberitaan kabar baik, perdamaian, keselamatan, dan pemerintahan ilahi dari utusan Yesaya begitu megah, sehingga terpancar melalui pembawa berita, secara puitis memperbaharui keindahan seluruh wajahnya, termasuk kakinya.
Pada Kamis Putih sebelum diadili, disiksa, disalibkan dan mati, Yesus mengajarkan kita cara untuk melihat keindahan kaki saudara dan saudari kita yang kotor, bau, dan keriput adalah melalui pelayanan yang rendah hati dan penuh kasih satu sama lain. Caranya dengan mencucinya.